Jayapura, Jubi – Bau busuk menyebar di sekitar kawasan tempat tinggal warga di Jalan Nuri RT/01 RW/09 Kelurahan Awiyo di depan SPBU Pertamina Kamkey Tanah Hitam, Abepura, Kota Jayapura, Papua.
Bau menyengat itu rupanya berasal dari bangkai dua ekor babi yang terbawa arus hingga menumpuk bersama sampah-sampah plastik di dekat areal permukiman warga.
Sekitar pukul 19.50 WIT pada Minggu (14/4/2024), warga Jalan Nuri menemukan sumber bau tersebut yang berasal dari bangkai dua ekor babi. Selain bau yang semakin hari semakin menyengat, warga pun khawatir terhadap isu-isu yang menyebar terkait dugaan penyakit babi dan asal-usul kematian babi tersebut. Termasuk dugaan siapa yang bertanggung jawab membuang bangkai tersebut.
Ketua RT 01/RW09 Mama Friani Agaki (47) mengatakan hal itu kepada Jubi, Jumat (19/4/2024). Menurut Agaki warga kawasan Jalan Nuri sudah sangat terganggu dan cemas akibat aroma busuk dari bangkai dua ekor babi beserta bermacam tumpukan sampah itu. Setiap kali lewat, warga dan pengguna jalan harus menutup hidung dan mulut.
“Kalau hanya sampah biasa ditumpuk, lalu Dinas Kebersihan dong mau abaikan sampai berbulan-bulan, itu tidak apa-apa, tapi ada dua ekor babi mati ini aroma busuk sampai masuk rumah. Anak saya yang perempuan bahkan sampai muntah-muntah akibat bau ini,” ujar Friani Agaki.
Mama Agaki mengaku sudah melaporkan situasi itu kepada Lurah Awiyo sejak Senin (15/4/2024). Ia berharap laporan yang dia sampaikan bisa segera diteruskan Kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura bersama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, yang menurutnya sering melakukan pembersihan kawasan tersebut.
Menurut Agaki tumpukan sampah yang ada di sana bukan buangan dari warga setempat, melainkan buangan dari warga di kawasan Lembaga, BTN, Rumah Sakit Jiwa Abepura, dan Kampung Tiba-Tiba. Sampah-sampah itu, termasuk bangkai babi, dibuang ke kali hingga akhirnya memadati Jalan Nuri samping kiri SPBU Pertamina Kamkey, Tanah Hitam.
“Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura tolong datang melihat kondisi ini, bangkai babi bikin tong warga terganggu kesehatannya, babi mati itu kena virus babi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua jangan duduk di kantor terus, harus turun melihat, bersosialisasi kepada warga yang punya ternak babi,” ujar Agaki.
Agaki menuding Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua kurang membuka diri untuk bersosialisasi kepada masyarakat di Kota Jayapura. “Setidaknya Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan itu harus turun lapangan bersosialisasi kepada warga di kampung-kampung agar mereka bisa mengikuti, tapi mereka kurang aktif di lapangan,” ujarnya.
Akibat situasi itu, Mama Friani Agaki yang sehari-hati berprofesi sebagai penjual pinang dan bensin eceran di depan pintu masuk SPBU Pertamina Kamkey Tanah Hitam terpaksa berhenti berjualan. Aroma bangkai babi membuatnya mustahil untuk tetap duduk berjualan.
Pada Jumat (19/4/2014) Agaki masih menantikan petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura serta dinas terkait agar segera membersihkan kawasan itu.
Dari pantauan Jubi pada Jumat (19/4) pukul 09.00 WIT masih terlihat tumpukan sampah yang didominasi botol bekas air mineral, kantong plastik, karung plastik, karton, kotak minuman kemasan, batangan pisang, termasuk dua ekor babi berwarna putih berbintik-bintik hitam. Juga sejumlah sampah lainnya yang sudah berminggu-minggu ‘berlabub’ di kawasan tersebut.
Pada Kamis pagi (18/4/2024) Jubi telah berupaya meminta konfirmasi dari Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua di Kantor Otonom Kotaraja, namun sayangnya pihak dinas terkait belum menyediakan waktunya untuk memberikan respon.
Jubi juga sudah berupaya meminta konfirmasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura pada Jumat (19/4/2024) sekitar pukul 09.00 WIT, namun belum berhasil. (*)