Jayapura, Jubi – Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kota Jayapura Margaretha Kirana mengatakan jumlah kasus kebakaran di Kota Jayapura, pada periode Januari – September 2023 mencapai 55 kasus. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan jumlah kebakaran pada periode Januari – September 2022 yang mencapai 44 kasus.
Kirana mengatakan 55 kasus kebakaran di Kota Jayapura pada periode Januari – September 2023 terjadi di Distrik Jayapura Selatan, Jayapura Utara dan Abepura. Dari jumlah itu, delapan kasus diantaranya merupakan kasus kebakaran lahan, dan 47 kasus sisanya merupakan kasus kebakaran rumah, fasilitas kesehatan, hingga mobil dinas.
“Secara langsung kami menangani 44 dari 55 kasus kebakaran, sedangkan tiga kasus berhasil dipadamkan oleh masyarakat. Kami bersinergi dengan instansi terkait untuk menangani delapan kasus kebakaran lahan,” kata Kirana di Kota Jayapura, pada Kamis (22/9/2023).
Menurut Kirana, jumlah kasus kebakaran di Kota Jayapura bertambah signifikan jika dibandingkan periode Januari – September 2022. Pada periode Januari hingga September 2022, tercatat ada 44 kasus kebakaran. “Kenaikan [jumlah kasus kebakaran] cukup signifikan,” ujarnya.
Kirana mengatakan terdapat sejumlah faktor yang memicu kenaikan kasus kebakaran itu. Faktor itu antara lain, cuaca panas ekstrem, penggunaan instalasi listrik yang tidak sesuai prosedur, dan masyarakat kurang berhati-hati dalam menggunakan kompor beserta tabung gas.
“Sudah seharusnya setiap usaha, rumah sakit, rumah makan, sekolah, bahkan rumah warga, menyediakan tabung Alat Pemadam Api Ringan atau APAR sebagai alat penanganan awal kebakaran,” katanya.
Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman mengatakan suhu udara di Kota Jayapura dan wilayah utara Papua saat ini berkisar 31 hingga 35 derajat Celcius. Akan tetapi, demikian menurut Sulaiman, kelembaban udara di Kota Jayapura dan sekitarnya masih normal, berkisar 80 hingga 90 persen.
“Kondisi di Papua itu kelembaban [udara] cukup tinggi. Aman. Semakin mudah terbakar itu kelembaban semakin rendah. [Tingkat risiko kebakaran] bukan dilihat dari sinar matahari [terik] atau suhu, tetapi kelembaban udaranya juga. Masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada di tengah kondisi cuaca saat ini,” ujarnya. (*)