Jayapura, Jubi – Situasi konflik Papua yang kian memburuk dalam beberapa tahun terakhir disoroti anggota komisi bidang pemerintahan, politik, hukum, HAM dan keamanan DPR Papua, Laurenzus Kadepa.
Kadepa mengatakan, memburuknya situasi keamanan di Papua yang menyebabkan jatuhnya korban dari kalangan warga sipil, aparat keamanan dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), disebabkan kekeliruan penanganan oleh pemerintah.
Menurut Kadepa, selama ini pemerintah masih menggunakan pendekatan keamanan menangani Papua. Namun strategi itu, justru memperburuk situasi.
“Saya meminta kepada Pak Presiden agar kebijakan keamanan untuk Papua segera dievaluasi,” kata Laurenzus Kadepa saat menghubungi Jubi, Kamis (7/4/2022) malam.
Kadepa mengatakan, sejumlah anggota DPR Papua dan para pihak di Papua selama ini sudah selalu meminta pemerintah menghentikan pendekatan keamanan di Papua, lebih khusus di wilayah pegunungan untuk menghindari konflik Papua yang lebih parah.
Permintaan itu bahkan telah disampaikan dalam berbagai forum resmi dengan pemerintah, namun tidak ditanggapi.
“Sepertinya negara masih menganggap pendekatan keamanan itu solusi bagi Papua,” ujarnya.
Padahal kata Kadepa, jika dilihat realitasnya, pendekatan keamanan justru memperumit persoalan Papua. Banyak rakyat sipil jadi korban. Ribuan orang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya, kampungnya dan memilih pindah dan menetap di daerah daerah yang dianggap masih aman.
“Coba kita melihat dengan kaca mata kemanusiaan. Bagaimana masa depan anak anak bangsa yang putus sekolah karena konflik, terdampak gizi buruk, dan lainnya karena mengungsi,” ucapnya.
Ia menambahkan, jika memang pemerintah serius mau membangun Papua, mesti dimulai dari membangun manusianya.
“Ciptakan dulu rasa aman bagi masyarakat Papua, itu tugas pemerintah. Terlepas dari kepentingan ideologi kiri dan kanan, kami minta presiden selaku kepala negara dan panglima tertinggi, segera mengevaluasi kebijakan keamanan untuk Papua,” kata Kadepa.
Sementara itu, seorang anak berusia 16 tahun tewas tertembak di Nduga pada 5 April 2022.
“Masih lidik. Saya belum bisa memberikan keterangan siapa pelaku penembakan itu,” kata Kapolres Nduga, AKBP Komang Budhiarta, Kamis (7/4/2022).
Kapolres mengatakan peristiwa penembakan ini terjadi pada hari Rabu (6/4/2022). Anak yang menjadi korban ini disebutkan sedang bermain HP di depan rumahnya.
Dari informasi yang dikumpulkan Jubi, beberapa sumber menyebutkan peristiwa ini terjadi pada pukul 21.00 WP.
Korban penembakan bernama Parunus Lokbere (16), warga Kampung Paris, Distrik Mbua Tengah.
Sebelum tewas tertembak, Parunus bersama dua saudaranya mengisi daya Hand Phone (HP) mereka di Jembatan Nogolaid Atas, di Jalan Batas Batu, Nduga. Setelah selesai mengisi daya, Parunus bersama dua saudaranya pulang ke rumah mereka.
Setibanya di rumah, dua saudaranya masuk ke dalam rumah sementara Parunus masih menggunakan HPnya di depan rumah. Saat menggunakan HPnya itu lah Parunus tertembak.
“Tembakan itu dari arah bangunan hotel milik almarhum Bupati Yarius Gwijangge,” kata sumber Jubi. (*)
