Jayapura, Jubi – Dewan Adat Sarmi mendukung pelaksanaan Sail Teluk Cenderawasih atau STC 2023 dan Festival 1000 Ombak yang akan digelar di Kabupaten Sarmi pada 19-23 September 2023.
Sekretaris Dewan Adat Sarmi, Adrianus Sewanso, mengatakan pihaknya sangat mendukung serta mengapreasiasi Pemerintah Kabupaten Sarmi yang berupaya keras untuk melaksanakan Sail Teluk Cenderawasih dan Festival 1001 Ombak di Kabupaten Sarmi.
“Sejauh ini, Kabupaten Sarmi masih sangat tertutup dan belum banyak pihak yang datang untuk mengeksplore potensi lokal yang dimiliki oleh masyarakat di sana,” ujar Adrianus dalam jumpa pers di Abepura, Kota Jayapura, Jumat (15/9/2023).
Adrianus juga menjelaskan bahwa melalui Festival 1001 Ombak yang di dalamnya sebagai persiapan menuju STC 2023, merupakan momen berharga bagi Pemkab Sarmi dan masyarakat adat untuk dapat terbuka kepada siapa saja yang datang dalam rangka event tersebut maupun dalam tujuan menanamkan investasi jangka panjang yang berdampak bagi masyarakat lokal.
“Ada lima suku besar di Sarmi. Hal ini diharapkan dapat melibatkan semua masyarakat adat dari lima suku tersebut,” katanya.
Adrianus Sewanso juga berharap agar STC dan Festival 1001 Ombak di Sarmi bukan hanya mengangkat harkat dan martabat seluruh masyarakat di Kabupaten Sarmi, namun ada hal-hal teknis yang secara ekonomi merupakan peluang dan tantangan di masa akan datang yang harus diperhatikan dengan baik dan itu dimulai dari saat ini.
“Sudah seringkali kami dengar ada Festival Danau Sentani dan sejumlah festival budaya di daerah lain di Papua. Tetapi Sarmi saat ini hanya begitu-begitu saja,” ujarnya.
Selaku dewan adat, kata Adrianus, pihaknya juga mengimbau seluruh masyarakat di Kabupaten Sarmi untuk Bersama-sama memberikan dukungan serta terlibat secara langsung dalam pelaksanaan STC 2023 dan Festival 1001 Ombak di Teluk Holmafen.
“Pelaksanaan Sail Teluk Cenderawasih adalah prospek untuk memajukan Sarmi ke depan. Ini adalah satu contoh untuk daerah,” katanya.
Mewakili perempuan adat Sarmi, Paulina Tromowey, minta agar pelaksanaan STC 2023 tidak hanya bersifat seremonial tapi dalam momen ini bisa digunakan untuk melihat dan mengangkat apa yang perempuan Sarmi kembangkan seperti terfo (selendang) yang sempat menghiasi festival internasional di London.
“Momen ini bisa membuka peluang ekonomi bagi perempuan adat Sarmi dalam mempromosikan produk UMKM,” ujarnya.
Ketua Pemuda Adat Sarmi, Esau Saweri, mengatakan dalam STC 2023 ini yang ditonjolkan adalah budaya Sarmi, terutama tarian dan makanan khas yang berasal dari lima suku yang mendiami Negeri 1001 ombak tersebut.
“Kuliner, musik tradisional, dan budaya masyarakat pesisir, ritual-ritual adat, serta seni rupa yang merupakan ukiran khas masyarakat Sarmi,” katanya. (*)