Sentani, Jubi – Sail Teluk Cenderawasih yang akan digelar pada November 2023 mendatang, diharapkan pelaksanaannya dimulai dari setiap daerah yang berada di pesisir Teluk Cenderawasih, dari Sorong Papua Barat Daya hingga Nabire Papua Tengah.
Kepala UPT Noken Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua, Erik Ohee, mengatakan dalam pelaksanaan Sail Teluk Cenderawasih ini akan mengunjungi setiap daerah di Teluk Cenderawasih yang di dalamnya tersebar 600 pulau-pulau yang menyimpan sejuta aneka budaya, potensi, dan kearifan lokal yang harus ditonjolkan dan diangkat ke permukaan.
Dikatakan, dalam persiapan menuju Sail Teluk Cenderawasih ini, Kabupaten Biak Numfor telah menggelar Festival Biak 2023 yang di dalamnya menampilkan berbagai kerajinan tangan hasil karya dari sejumlah pelaku UMKM di daerah tersebut.
Termasuk karnaval budaya yang menampilkan Apen Bayeren (berjalan di atas batu panas atau bara api), Barapen, dan penampilan tradisi dan serta budaya yang hingga saat ini masih terpelihara dengan baik.
“Setiap daerah di teluk dari Sorong, Manokwari, Wasior, Yapen, Waropen, dan Nabire, hendaknya menggelar festival budaya seperti yang telah dilakukan oleh Kabupaten Biak Numfor beberapa hari lalu,” ujar Erik saat dihubungi di Sentani, Rabu (22/3/2023).
Menurutnya, dengan adanya festival budaya di daerah masing-masing akan menggerakkan masyarakatnya untuk mempersiapkan diri sekaligus menyiapkan apa yang dimiliki sebagai potensi sumber daya alam seperti kerajinan tangan, kuliner, dan seni budaya.
“Dari gema serta gaung Sail Teluk Cenderawasih, lalu ada pelaksanaan festival di daerah maka secara otomatis masyarakat sudah siap, baik ekonomi maupun fasilitas penunjang lain,” kata Ohee.
Pada festival Biak 2023, kata Ohee, pihaknya diundang untuk menampilkan hasil kerajinan tangan dari sejumlah pengrajin noken di Jayapura. Festival Biak 2023 sangat meriah dan terlihat ada kesiapan yang baik dalam rentetan kegiatan menuju Sail Teluk Cenderawasih.
“Kalau di Biak sudah melaksanakan festivalnya maka daerah lain di pesisir juga harus melaksanakan kegiatan yang sama sehingga Sail Teluk Cenderawasih terus bergema selama tujuh bulan ke depan hingga hari pelaksanaan,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap, menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan daerahnya diawali dengan Festival Biak 2023, yang di dalamnya menampilkan banyak seni budaya dan kesenian yang disiapkan oleh panitia festival.
Atraksi yang ditampilkan antara lain Apen Beyeren (berjalan di atas bara batu tanpa alas kaki). Ada juga keahlian masyarakat dalam memanggil kuskus dari hutan dan ular moni-moni dari laut. Selain itu, ada juga acara adat dalam Rupa Fanfan Nanggi (syukuran), Barapen (bakar batu).
Yang menarik lagi ada prosesi pesta perkawinan secara adat. Prosesi perkawinan ini diawali dengan kegiatan pinangan (fakfuken) dan pembayaran (ararem) mas kawin dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan.
Selanjutnya adalah peminyakan (ramrem) untuk mendapatkan restu dari pihak paman-paman atau om. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan farbakbuk yang artinya upacara pernikahan secara adat. Setelah pernikahan adat masih dilanjutkan dengan pengantaran pengantin wanita ke rumah pasangannya yang dibekali dengan peralatan rumah tangga sebagai bekal kehidupan kelak bersama suaminya.
Secara keseluruhan Festival Biak 2023 ini adalah bagian dari kesiapan daerah menuju Sail Teluk Cenderawasih.
“Selain prosesi adat istiadat, ada juga penampilan seni dan budaya lain yang ditampilkan oleh masyarakat, termasuk kuliner dan hasil-hasil kerajinan tangan lainnya,” ujar Herry Naap. (*)
