Jayapura, Jubi – Dalam rangka melestarikan bahasa daerah atau bahasa ibu khususnya bahasa Port Numbay (Kota Jayapura), SMP Negeri 9 Jayapura siap memasukkannya dalam kurikulum muatan lokal.
“Ada perwakilan atau tim pembelajar dari masing-masing [Kampung Tobati dan Kampung Enggros] untuk datang mengajar di sekolah kami,” ujar Kepala SMP Negeri 9 Jayapura, Anggoro Subiakto, Selasa (18/10/2022).
Dikatakannya, keberadaan bahasa daerah mulai punah, sehingga sejak dini anak atau peserta didik khususnya di SMPN 9 Jayapura diupayakan menggunakan bahasa daerah.
“Kurikulum bahasa lokal khususnya Port Numbay akan diterapkan di sekolah sesuai dengan program pemerintah agar tidak punah. Orang tua saja sudah jarang menggunakan bahasa daerah,” ujarnya.
Anggoro berharap saat diterapkan, peserta didik dapat mengikutinya dengan baik sehingga bahasa daerah terus dilestarikan sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa daerah.
“Sementara dirancang kurikulumnya, kalau sudah jadi maka 2023 kami sudah terapkan untuk semua peserta didik di SMP Negeri 9 Jayapura,” jelasnya.
Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey meminta semua sekolah di 10 kampung adat wajib memasukkan muatan lokal bahasa daerah (disesuaikan dengan ciri khas masing-masing kampung).
“Penutur kata bahasa daerah di kampung semakin berkurang, itupun mereka sudah tua. Bila tidak dilestarikan mulai dari sekarang, maka lambat laun bahasa daerah hanya tinggal kenangan,” ujarnya.
Menurutnya, masuknya muatan lokal atau mata pelajaran tambahan di sekolah agar masyarakat asli Papua terbiasa dengan bertutur kata mengguna bahasa daerah untuk mempererat hubungan satu sama lain.
“Saya minta sekolah membuat program untuk melestarikan bahasa daerah Port Numbay ini. Orang tua juga harus membiasakan saat bertutur kata dengan anaknya menggunakan bahasa daerah masing-masing,” ujarnya. (*)