Jayapura, Jubi – Sebanyak 74 satwa endemik Papua dilepasliarkan di habitat aslinya di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, tepatnya di Kampung Asei Kecil, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.
Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, Lusiana Dyah Ratnawati melalui siaran pers yang diterima Jubi di Jayapura, Selasa malam (2/8/2022) mengatakan, sebagian satwa endemik yang kembali ke habitatnya hari ini merupakan barang bukti titip rawat satwa dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua, dan sebagian lagi satwa translokasi dari BBKSDA Jawa Timur.
Menurut dia, jenis-jenis satwa endemik Papua itu terdiri atas tiga ekor kakatua raja (Probosciger aterrimus), dua ekor kakatua koki (Cacatua galerita), 13 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), dua ekor cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor), enam ekor nuri bayan (Eclectus roratus), delapan ekor nuri cokelat (Chalcopsitta duivenbodei). Satwa-satwa tersebut merupakan bukti titip rawat satwa dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Papua.
Sedangkan dua ekor biawak hijau (Varanus prasinus), dua ekor biawak ekor biru (Varanus doreanus), 19 ekor kadal panana atau kadal lidah biru (Tiliqua scincoides), tiga ekor boa pohon papua (Candoia carinata), dan 14 ekor sanca hijau (Morelia viridis), merupakan satwa-satwa translokasi dari BBKSDA Jawa Timur.
Puluhan satwa endemik Papua itu, kata Lusiana, diterima pada Selasa malam, 12 Juli 2022 dan Senin, 18 Juli 2022 Subdit Tindak Pidana Tertentu Ditreskrimsus Polda Papua.
“Semua satwa telah menjalani masa habituasi di kandang transit satwa Buper Waena, dan dinyatakan dalam kondisi sehat dan berperilaku alami sehingga siap dipulangkan ke habitat alaminya,” kata Lusiana.
Pelaksana tugas Kepala BBKSDA Papua, Abdul Azis Bakry menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Papua yang sudah membantu menyelamatkan satwa negara. Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam upaya melestarikan satwa liar milik negara.
Abdul Azis prihatin dengan adanya satwa-satwa yang dipulangkan ke alam dalam jumlah yang cukup banyak. Dilihat dari asal satwa, yang merupakan barang bukti titip rawat Ditreskrimsus Polda Papua dan translokasi dari BBKSDA Jatim, artinya masih terjadi tindakan ilegal atas satwa liar dari Papua.
Maka dari itu, Abdul mengimbau kepada semua pihak di Tanah Papua agar menghentikan perburuan dan perdagangan satwa liar asli Papua. “Ini penting, karena tindak ilegal satwa liar sangat besar konsekuensi dan kerugiannya. Mari kita jaga satwa liar Papua sebelum menjadi kenangan,” kata Azis. (*)
Discussion about this post