Wamena, Jubi- Puluhan rumah dan ratusan kebun, serta belasan babi ternak milik warga dari 8 kampung yang ada di Distrik Hubikiak, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, rusak parah dan terendam banjir akibat luapan air dari tiga kali, yakni Kali Hetuma, Kali Holima, dan Kali Kulaigaima, serta gabungan beberapa kali kecil lainnya di wilayah itu.
Banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Kota Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan sejak Rabu (10/4/2024) malam sekitar pukul 22.20 Waktu Papua (WP) hingga Kamis (11/4/2024) sekitar pukul 5.30 pagi.
Ratusan masyarakat dari Distrik Hubikiak melakukan aksi pemalangan di tiga lokasi ,yakni di Jalan Jebewenas, Jalan Hom-Hom, dan Jalan SD Percobaan Wamena. Mereka meminta Pemkab Jayawijaya dan Pemprov Papua Pegunungan segera melakukan upaya-upaya penanggulangan banjir.
Koordinator aksi yang juga Ketua Tim Peduli Pembangunan Distrik Hubikiak Bastian Huby mengatakan pihaknya melakukan aksi pemalangan di tiga lokasi jalan raya guna meminta perhatian dari Pemkab Jayawijaya dan Pemprov Papua Pegunungan agar segera memperhatikan para korban terdampak.
“Banjir kemarin malam sampai tadi pagi telah merusak puluhan rumah, belasan pagar, ratusan kebun, belasan ternak (babi), serta isi semua perabot rumah ada yang ikut hanyut dan terendam banjir. Tadi pagi kita telah temukan berbagai perabot rumah terhambur di kebun-kebun milik warga dan sebagian besar ikut hanyut di kali,” kata Huby.
Menurutnya, banjir kali ini tidak seperti biasanya atau seperti sebelum-sebelumnya. Kali ini lebih besar dan luas dampaknya sampai masuk ke rumah-rumah. Kebun milik warga yang ditanami ubi dan sayur-mayur juga rusak parah. Puluhan pagar kebun dan rumah warga roboh dan hanyut di kali.
“Banjir terjadi sekitar jam 22. 20 WP. Saat itu masyakarat semua di dalam rumah karena hujan deras, tiba-tiba sungai banjir dan air mulai menyasar ke rumah-rumah sehingga masyarakat tidak sempat selamatkan perabot rumah dan hanya bisa selamatkan dokumen serta beberapa perabot penting lainnya,” ujar Bastian Huby.
Sekitar pukul 5.30 WP, lanjutnya, banjir mulai surut sehingga masyarakat mulai keluar cari perabot rumah yang hanyut di kali. Sebagian perabot telah ditemukan di kebun-kebun milik warga dan sebagian lagi hilang.
“Terkait dengan kerugian material, tim masih melakukan pendataan, jadi kita belum bisa pastikan. Masyarakat juga sampai saat ini butuh makan dan minum karena kebun mereka rusak parah tanpa ada sisa,” kata Huby.
Karena situasi darurat, mereka terpaksa melakukan pemalangan jalan agar pemerintah segera melakukan tanggap darurat. Masyarakat juga minta pemerintah meninjau irigasi atau saluran air di wilayah kota dan masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran Sungai. Sebab hal ini yang menurut dugaan mereka menjadi faktor utama terjadinya banjir.
“Saya sebagai ketua tim mewakili masyarakat semua yang saat ini melakukan pemalangan ini agar Pemerintah Papua Pegunungan dan Pemkab Jayawijaya dapat melihat dan merespon dengan cepat dan baik,” ujarnya.
Sebelum ada perhatian dari pemerintah, Huby dan masyarakat tidak akan buka palang jalan hingga ada solusi atau respon dari Pemkab Jayawijaya dan Pemprov Papua Pegunungan.
Korban banjir Melky Huby mengatakan rumahnya terdampak banjir karena berada di pinggir Kali Holima.
“Rumah saya ini jadi sasaran utama sehingga beberapa perabot rumah dan termasuk dua ekor babi ikut hanyut, selain itu pagar rumah juga ikut hanyut di kali dan pekarangan rumah sudah hancur parah, sudah tidak bisa bangun rumah lagi,” katanya.
Melky menceritakan saat terjadi hujan ia berada di dalam rumah, namun selang beberapa waktu tiba-tiba terdengar suara air besar datang dan tidak lama kemudian air sudah masuk ke dalam rumah.
“Jadi saya langsung keluar dari rumah dan lihat begini ternyata pagar rumah yang ada di pangir kali, termasuk jembatan besar Kali Holima itu sudah hanyut duluan,” katanya. (*)
Discussion about this post