Jayapura, Jubi – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Wamena memprediksi perubahan musim dar penghujan ke kemarau di wilayah Wamena dan Papua Pegunungan pada umumnya, berlangsung Agustus hingga September 2023.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Wamena, Subahari, saat dihubungi melalui telepon selular, Selasa (25/7/2023), menyebut sejak Juli, di Wamena dan sekitarnya, curah hujan mulai berkurang.
“Bulan Juni curah hujan masih 100 milimeter selama sebulan curah hujannya ada 21 hari, tetapi mulai berkurang pada Juli. Sejak 1-24 Juli baru tercatat sekitar 67 milimeter dengan 18 hari hujan. Mulai ada penurunan curah hujan,” katanya.
Masuk musim kemarau, katanya, temperatur pun pada Agustus hingga September, apalagi menjelang musim bulan purnama, pada malam hari akan lebih dingin, sekitar 1-2 derajat celsius.
“Puncaknya saat bulan purnama. Kalau siang panas, kalau malam dingin karena pertumbuhan awan berkurang sehingga atmosfir yang masuk ke permukaan bumi tidak terhalang oleh awan, sehingga suhu permukaan bumi di area pegunungan sedikit dingin,” jelasnya.
Hal itu, katanya, disebabkan anomali perubahan yang ada di wilayah Pasifik berdampak hingga ke Wamena dan sekitarnya. Pasalnya, posisinya di atas utara Papua ada siklon tropis Doksuri yang mengarah ke Philipina, sehingga berdampak pada perubahan suhu dan angin kencang di siang hari.
Bukan hanya di Wamena, BMKG memperkirakan juga perubahan temperatur terjadi di beberapa kabupaten lainnya di Papua Pegunungan, terutama bagi daerah dengan ketinggian di atas 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl) akan terjadi penurunan suhu dari biasanya.
“Suhu ekstrem biasanya di Agustus dan di malam hari. Temperatur bisa saja di bawah 14 derajat Celsius dari normalnya sekitar 15-17 derajat pada dini hari hingga pagi. Cuma ada sedikit penurunan di Agustus menjelang bulan purnama. Namun durasinya tidak terlalu lama, dimana suatu saat terjadi penurunan, hanya antisipasinya di malam hari,” katanya.
Ia menyebut daerah dengan ketinggian di atas 1.600 mdpl itu biasanya tingkat kelembabannya pun akan meningkat sehingga menyebabkan temperatur menurun.
“Yang patut diwaspadai ialah adanya fenomena embun beku yang menyebabkan tanaman mati karena perubahan temperatur tersebut, meski memang curah hujan masih akan ada walau tidak banyak,” pungkasnya. (*)