Wamena, Jubi -Tokoh pemuda dan mahasiswa Kuyawage mengeluh akibat kekosongan tenaga medis dan fasilitas kesehatan di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Hal itu disampaikan langgsung oleh salah satu tokoh pemuda Kuyawage, Moses Karunggu, dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga Indonesia atau DPC-IPMNI, Inggipilik Kogeya, saat ditemui Jubi di Wamena, Senin (17/4/2023) pagi.
Moses Karunggu termasuk keluarga korban dari Parina Karunggu (14) yang merupakan korban penembakan yang diduga dilakukan oleh pasukan gabungan TNI/Polri di Distrik Kuyawage, pada 4 April 2023.
Karunggu mengatakanParina Karunggu diduga ditembak oleh anggota TNI/Polri saat melakukan operasi militer di Kuyawage, dalam rangka pencarian atas penyanderaan pilot asal Selandia Baru, Philip Mark Mahrtens, oleh anggota TPNPB Kodap III Nduga di bawah pimpinan Egianus Kogeya, pada 7 Ferbruari 2023 lalu.
“Akibat dari penembakan itu, korban kena peluru tajam di bagian pinggang belakang, sampai hari ini peluruh masih bersarang di dalam tubuh korban, kondisinya makin lama makin parah karena belum ada dokter atau tenaga medis yang menangani korban,” katanya.
Ia meminta tiga kabupaten yakni Nduga, Lanny Jaya, dan Puncak Papua segera memfasilitasi keluarga korban agar korban dirujuk ke luar daerah untuk dilakukan pengobatan.
Ia menambahkan bahwa kondisi masyarakat di Kuyawage kebanyakan masih mengungsi di hutan-hutan, karena rumah dan kebun mereka jadi sasaran operasi militer.
“Kami meminta kepada anggota TNI/Polri agar saat melakukan penangkapan warga sipil dan interogasi, harus ditanyakan baik karena masyarakat masih banyak belum memiliki kartu identitas seperti KTP, KK dan lain-lain, apalagi status anak yang masih di bawah umur, mereka tidak punya kartu identitas sama sekali,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPC-IPMNI, Inggipilik Kogeya, mengatakan mereka bersama Tim Pencari Kebenaran Koyawage pada pekan kemarin menyerahkan surat terkait sejumlah tuntutan dan aspirasi, di antaranya terkait kekosongan tenaga medis dan fasilitas kesehatan, serta kondisi keamanan dan kenyamanan masyarakat yang ada di Kuyawage.
“Surat itu kita serahkan langsung kepada pemerintah Lanny Jaya dalam hal ini Sekretaris Daerah Lanny Jaya, karena Kuyawage berada di wilayah Lanny Jaya,” katanya.
Ia menambahkan, kalau semua tuntutan dan aspirasi yang telah diserahkan itu tidak direspons dengan baik, maka pihaknya akan melakukan konsilidasi dan mobilisasi massa, baik yang ada di Wamena maupun yang ada di luar Papua.
“Untuk melakukan aksi secara serentak guna menyikapi persoalan yang sedang terjadi Kuyawage maupun di Papua pada umumnya,” katanya. (*)