Wamena, Jubi – Gereja Katolik Kapela Yesus Ninom Welago Honelama Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pengunungan menggelar seminar sejarah perjuangan para orang tua dan misionaris masuknya gereja Katolik di Honelama, Wamena.
Para tokoh gereja, adat, masyarakat, perempuan, dan puluhan pemuda serta anak-anak setempat turut hadir sebagai peserta untuk mengikuti kegiatan seminar tersebut.
Salah seorang tim inisiator, Aeilaen Huby, menceritakan kegiatan seminar ini dilaksanakan mulai dari hal kecil untuk mengajarkan kepada anak-anak sebagai generasi penerus daerah ini agar mereka tetap melanjutkan dan mempertahankan sejarah perjuangan para orang tua dan misionaris terdahulu.
“Awal masuk gereja Katolik di Honelama melalui perjuangan dan tantangan yang berat dan memiliki sejarah yang Panjang. Apalagi zaman itu, saat gejolak tahun 1977 atau yang biasa dikenal dengan gejolak tahun 77 di Wamena. Tetapi para orang tua dan misionaris bisa berjuang sehinga hari ini kami bisa berada di sini,” kata Aeilaen Huby, saat di temui Jubi di Honelama Wamena, awal pekan.
Oleh sebab itu, dirinya sebagai generasi penerus melalui anak-anak mahasiswa dari Honelama yang saat ini sedang menenpuh pendidikan di Jayapura dan yang ada di Wamena, melakukan diskusi kecil yang dilanjutkan dengan seminar terkait sejarah gereja Katolik.
Aeilaen Huby mencontohkan pengamalamannya beberapa tahun yang lalu, waktu itu kenakalan anak-anak remaja di Honelama semakin marak sehinga mendapatkan teguran dari orang tua.
“Saat itu kami dicap sebagai anak-anak olabok yang artinya anak-anak yang kotor atau sesuatu yang busuk tak memiliki masa depan yang pasti, sehingga untuk mengubah pandangan atau paradigma orang terhadap kami seperti itu, anak-anak Honelama semua pada sekolah dengan harapan anak-anak itu setelah pulang nanti bisa mengubah pradigma itu,” tutur Huby.
“Dari situ kami mulai termotivasi untuk bangkit dan mulai timbul niat untuk lakukan sesuatu untuk regenerasi sumber daya manusia untuk menata masa depan yang lebih baik,” imbuhnya.
Huby berharap anak-anak sebagai generasi penerus di daerahnya agar terus menggunakan kesempatan dengan baik dan terus belajar banyak agar nantinya tak seperti generasi sebelumnya tetapi mereka harus lebih baik dan mampu bersaing sesuai perkembangan yang terjadi saat ini.
Hasil dari seminar ini akan dijadikan sebuah buku yang menjadi catatan tersendiri terkait sejarah perjuangan para orang tua dan misionaris gereja Katolik di Honelama, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. (*)
