Merauke, Jubi – Rektor Universitas Negeri Musamus – Unmus, Kabupaten Merauke, Papua, Beatus Tambaip menyebut masalah pendidikan di wilayah selatan Papua sudah sangat kronis. Sehingga perlu diseriusi oleh pemerintah dan semua elemen atau pemangku kepentingan.
Beatus Tambaip menyatakan penyelenggaraan pendidikan dasar sembilan tahun pada sejumlah daerah pedalaman di kawasan selatan Papua, seperti di Kabupaten Merauke, Papua, tidak berjalan normal. Sejumlah oknum guru tidak berada di tempat tugas, dan anak-anak didik menjadi terlantar.
“Pendidikan dasar sembilan tahun di Papua umumnya masih sangat terpuruk. Contoh saja di Merauke, seperti diberitakan media-media, juga kita melihat sendiri di distrik-distrik, di kampung-kampung, yang banyak ditempati oleh orang asli Papua, itu sekolah-sekolah ditinggalkan para guru. Ini sudah sangat kronis dan rumit untuk dipecahkan,” kata Tambaip kepada Jubi di Merauke, Senin(4/7/2022).
Sebagai akademisi dan pendidik, kata Tambaip, ia tidak bisa diam melihat kondisi pendidikan di selatan Papua khususnya. Universitas Negeri Musamus Merauke telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk mendorong perbaikan pendidikan di sejumlah kabupaten.
“Kerja sama yang kami lakukan itu baik untuk mendorong kualitas SDM tenaga pendidik maupun untuk meningkatkan pendidikan dasar 9 tahun,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, Stefanus Kapasiang menyatakan, bahwa pihaknya sedang melakukan penertiban terhadap para guru yang mangkir tugas.
Dinas Pendidikan, kata dia, berkoordinasi dengan sejumlah pihak seperti kepala distrik, dan juga Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik untuk mengontrol para guru di kampung-kampung.
“Kewenangan pengelolaan SMA/SMK sudah dikembalikan oleh provinsi ke kabupaten. Dengan demikian, pengawasan terhadap para guru akan lebih kita perketat lagi,” tutupnya. (*)
Discussion about this post