Wamena, Jubi – Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, Senin (25/3/2024), mengumpulkan seluruh kepala sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMA/SMK di kantor dinas, untuk membahas terkait tawuran antarpelajar di Wamena, pada Kamis (21/3/2024).
Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya, Natalis Mumpu mengatakan setelah kejadian itu dinas mengambil langkah atau kebijakan untuk menyatukan pemahaman atau persepsi dengan para kepala sekolah baik tingkat SD, SMP, SMA dan SMK se Jayawijaya, agar ke depan hal-hal yang tidak diinginkan atau tindakan seperti tawuran itu tidak terjadi lagi.
“Maka langkah yang dinas tempuh adalah sekolah harus melakukan sosialisasi kepada orang tua maupun siswa, agar hal semacam itu tidak terulang, dimana nantinya juga perlu ada konsekuensi atau sanksi agar orang tua wali murid juga mengetahui hal itu,” katanya.
Dalam pertemuan itu juga, kata dia, dinas dan satuan pendidikan sepakat berupaya menjauhkan setiap peserta didik dari hal-hal negatif baik di dalam maupun di luar sekolah, dan hanya berfokus pada pendidikannya mulai dari SD hingga perguruan tinggi.
“Jika murid atau siswa ada masalah, maka kita jangan tunda waktu tetapi hari itu juga harus diselesaikan, supaya masalah tidak berlarut dan akhirnya berujung pada tawuran antarpelajar,” katanya.
Dalam rapat itu juga diusulkan agar membentuk suatu tim penanganan dan pencegahan kekerasan di setiap sekolah dan dinas, guna meminimalisir adanya aksi kekerasan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, dan mencegahnya sebelum meluas hingga ke perkelahian antarpelajar.
“Untuk tim yang akan dibentuk di setiap satuan pendidikan, timnya harus komite sekolah. Nantinya tim itu akan bicara banyak terkait dengan kenyamanan dan keamanan internal di setiap satuan pendidikan,” katanya.
Dari hasil pertemuan dengan seluruh kepala sekolah, Dinas Pendidikan berencana akan mengundang pengambil kebijakan dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, bahkan pemerintah provinsi, dan kepolisian untuk mencari solusi bagaimana menghilangkan hal-hal negatif yang dapat merusak para generasi muda di Jayawijaya secara khusus. (*)
Discussion about this post