Wamena, Jubi β Sebanyak 10 calon jemaah haji di Kabupaten Jayawijaya, akan diberangkatkan ke Makkah pada Iduladha 1443 Hijriah/2022.
Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jayawijaya, Nurhayaty, mengatakan total calon jemaah haji Jayawijaya ada 10 orang.
“Dan pada 25 Mei 2022 dilakukan manasik haji, pada 23-24 Mei tingkat kabupaten,” katanya, kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (2/6/2022).
Ia menjelaskan, sudah dua tahun lamanya tidak ada ibadah haji akibat pandemi. Pada 2020, Jayawijaya mendapat kuota 30 orang dengan 2 cadangan, dan kuota untuk tahun ini sebanyak 12 orang dengan 6 cadangan.
“Namun, karena kuota haji yang ditentukan pemerintah Arab Saudi hanya 151 ribu jiwa dari yang biasanya 221 ribu jemaah, maka kuota dikurangi.”
Sebanyak 10 orang calon jemaah haji Jayawijaya yang berangkat ini, adalah mereka yang pada 2020 lalu menjadi prioritas.
βSaat ini posisi calon jemaah haji sebagiannya masih di Wamena, ada yang sudah berangkat juga di mana calon jemaah haji Jayawijaya masuk dalam gelombang kedua keberangkatan ke Tanah Suci pada kloter 15,β katanya.
Dari jumlah jemaah haji yang akan diberangkatkan, awalnya ada 12 orang, namun ada seorang ibu hamil sehingga ia bersama suaminya tidak jadi berangkat.
βKarena sekarang tidak ada penarikan pendamping bagi yang masuk kuota, jika ada jemaah melaksanakan ibadah haji tahun ini, berarti dia tidak bisa menarik lagi pendampingnya atau mahramnya, nanti pada tahun berikutnya dia akan kembali ke porsi awal,β katanya.
Menurutnya, semua calon jemaah haji merupakan kuota provinsi bukan kabupaten, sehingga menjadi proteksi provinsi. Untuk itu, semua yang tertunda maupun cadangan mulai dari urutan provinsi.
βCadangan yang masuk dari informasi untuk provinsi itu ada sekitar 16 orang, sedangkan Jayawijaya ada urutan puluhan sehingga tidak bisa masuk,β katanya.
Sementara itu, Asisten I Sekda Jayawijaya, Tinggal Wusono berharap pengalaman yang diperoleh selama beribadah di Tanah Suci, dapat mendorong meningkatnya kualitas hidup, berbuat yang terbaik, sekaligus menjadi panutan dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya.
βJagalah kekompakan dan keutuhan rombongan dan regu, dengan saling memperhatikan dan membantu bila ada masalah atau kesulitan selama perjalanan, maupun saat berada di Tanah Suci,β katanya. (*)
Discussion about this post