Sentani, Jubi – Penumpang mudik Lebaran Idulfitri 2023 mengalami penurun 19 persen. PT Angkasapura I Bandar Udara – Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, telah melayani sebanyak 4.732 penumpang, dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 5.881 penumpang.
Stakeholder Relation Manager Bandara Sentani, Surya Eka, menyampaikan Penurunan jumlah arus mudik tersebut disebabkan harga tiket sejumlah meskapai penerbangan yang cukup tinggi dari Jayapura ke luar Papua.
Faktor lainnya adalah rute penerbangan langsung tanpa transit, seperti Jayapura ke Surabaya yang sudah tidak beroperasi lagi.
Dikatakan, penurunan jumlah penumpang tersebut berdampak juga pada jumlah penerbangan pesawat yang mengalami penurunan hingga 38 persen di angka 32 penerbangan dibanding tahun lalu mencapai 52 penerbangan.
“Untuk kargo naik 100 persen yakni 95, 781 kg dibanding tahun lalu 45,976 kg,” ujar Eka di Sentani, Selasa (25/4/2023).
Menurutnya, untuk data kumulatif Posko Angkutan Udara Hari Raya Idul Fitri 2023 periode 14-23 April 2023 Bandara Sentani telah melayani 41,076 penumpang atau turun -17,5 persen dibanding tahun lalu yakni 49,773 penumpang.
Untuk penerbangan Bandara Sentani telah melayani 1.060 penerbangan atau turun -12 persen dibanding tahun lalu 1.207 penerbangan. Untuk kargo Bandara Sentani turun -5,8 persen yakni di angka 2.437.093 kg dibanding tahun lalu 2.586.004 kg.
Lebih lanjut, Surya menjelaskan, rata-rata pada periode Posko Angkutan Udara Hari Raya Idul Fitri 2023 Bandara Sentani melayani 4.100 penumpang per hari atau turun -17,5 persen dibanding tahun lalu 5.000 penumpang.
Untuk penerbangan rata-rata melayani 106 penerbangan per hari atau turun -12 persen dibanding tahun lalu 121 penerbangan per hari. Sedangkan untuk kargo turun -5,8 persen dimana rata-rata perhari melayani 243,7000 kg dibanding tahun lalu 258,6000kg.
“Rute favorit penerbangan penumpang di bandara sentani selama hari raya idul fitri 2023 dengan tujuan pertama makasar, kedua timika dan ke tiga adalah biak,” ujarnya.
Sementara itu, Iriyanto Kopong, salah satu sopir taxi bandara dibawah pengelolaan Koperasi Embun Siklop mengaku dampak penurunan jumlah penumpang tidak begitu terasa bagi dirinya sebagai supir taksi bandara.
“Tahun lalu yang katanya ramai, kita yang sebagai supir taksi bandara hanya kebagian jatah angkut hanya tiga hingga empat kali. Dua diantaranya yang menuju kota Jayapura dan sisanya hanya didalam kota Sentani. Tahun ini sepertinya sama saja, kita tetap ikut nomor antri, kecuali yang antaranya hanya di dalam kota sentani, bisa dua hingga tiga kali dan harganya pun beda,” ujarnya. (*)