Sentani, Jubi – Sejumlah pengusaha lokal mengeluhkan harga sewa tenda pada acara Baku Timba yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura bersama Octow Entertainment, yang dilaksanakan selama 10 hari di lapangan apel Gunung Merah Sentani.
Menurutnya harga satu unit tenda dalam acara baku timba tersebut ditetapkan dengan kisaran Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Harga tersebut dinilai sangat memberatkan para pengusaha lokal, tidak hanya pengusaha OAP saja, tetapi juga para pengusaha non-OAP.
“Modal kami sangat minim untuk menjual keladi tumbuk dan papeda panas, harga sewa tenda sedang kami upayakan agar bisa ditutup dengan hasil penjualan kami,” ujar Yosina Neretouw salah satu pedagang kuliner khas Papua yang ditemui jubi di lapangan apel Gunung Merah Sentani, Senin (28/8/2023).
Dikatakan, harga per porsi keladi tumbuk 50 ribu rupiah, demikian juga dengan papeda panas dan dua potong ikan kuah kuning satu porsinya 50 ribu rupiah. Hari pertama penjualan tembus pendapatan sebesar 750 ribu rupiah dan hari kedua mencapai 1 juta 500 ribu rupiah.
“Hari ketiga tadi malam turun sedikit dari hari kedua, hanya 1 juta 200 ribu rupiah,” katanya.
Menurutnya, peminat kuliner khas Papua seperti papeda panas ini cukup banyak, apalagi pendatang warga Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, NTT dan sebagian dari Sumatra dan Jawa dalam tiga malam ini selalu singgah di depan tenda kami, untuk makan papeda panas bersama keluarga mereka.
“Hari ketiga, kami kehabisan bahan. Jadi harus beli lagi sagu dan ikan serta bahan yang lain. Kalau pendapatan setiap malam mencapai 1 juta rupiah lebih sedikit, maka modal bayar sewa tenda bisa ditebus atau kembali, tetapi kalau pendapatan di bawah 1 juta, maka kita akan kembali modal atau rugi,” katanya.
Sunaryo, salah satu pengelola kafe kopi menggunakan kendaraan roda empat (mobil), yang juga mendapat tempat di kawasan Baku Timba mengaku tempat yang disewakan cukup mahal.
“Kita tidak gunakan tenda atau stand, karena semua peralatan atau mesin yang digunakan ini sudah terset di dalam mobil. Tetapi tempat yang kami gunakan ini selama 10 hari harus kami tebus dengan 2 juta 500 ribu, semoga modal kita bisa kembali dengan kunjungan orang setiap malam di acara ini,” katanya.
Salah satu konten kreator Papua, Billy Tokoro, pemilik akun “Pace Kreatif” mengatakan, keluhan para pengusaha lokal soal tenda yang mahal adalah sesuatu yang realistis.
“Selama ini mereka [kelompok UMKM] hanya digunakan untuk kepentingan event atau pameran serta kegiatan yang bersifat seremonial, sementara kondisi realistis yang diharapkan dari apa yang diusahakan melalui pembinaan dan peningkatan nilai produk, serta pendapatan yang diharapkan sangat tidak sejalan dengan kondisi di lapangan. Tetapi, event seperti ini juga diperlukan untuk melihat sampai di mana kemampuan mereka untuk berkompetisi secara langsung selama 10 hari ke depan dengan pengusaha lain dalam acara Baku Timba,” ujarnya. (*)