Jayapura, Jubi – Mama-Mama penjual kerang di pinggir jalan Jl Kelapa II Entrop, Kota Jayapura, Provinsi Papua mengaku selama ini tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Mereka berharap pemerintah kota peduli kepada mereka dan memberikan bantuan memperbaiki tempat mereka berjualan.
Ditemui Jubi pada Selasa (6/2/2024), salah seorang penjual kerang, Veronika Imbowi yang berasal dari Ambai, Kabupaten Kepulauan Yapen mengatakan ia tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
“Beberapa kali juga dari pihak pemerintah datang, dong tanya-tanya, terus ambil mama kami foto lapis dengan barang jualan ini, tapi setelah itu tidak ada yang datang bantu mama kami buat perbaiki tempat jualan atau kasi bantuan uang buat mama kami pakai buat atap pele tempat jualan ini dari hujan dan panas,” ujarnya.
Imbowi menceritakan mamanya tidak selalu datang berjualan setiap pagi ke lokasi itu. Jika berjualan mamanya selalu memakai payung karena panas. “Lebih sering itu di sore hari jam empat dan kalau hujan mama kami setengah mati dengan jualan,” ujarnya.
Ia mengatakan hasil berjualan yang diterima per hari tidak sepenuhnya dapat mencukupi keperluan sehari-hari.
“Rata-rata mama kita jual kerang dengan harga Rp25 ribu sampai Rp50 ribu per tumpuk, jadi kalau kerang laku semua, mama kita bisa pulang bawa uang Rp100 ribu atau Rp150 ribu, itu juga tergantung hasil kerang yang mama kita dapat dari laut sama pembeli yang datang,” ujarnya.
Terkadang, kata Imbowi, ada beberapa restoran di seputaran Entrop yang datang memborong kerang jualan mamanya. Jika itu terjadi maka Mamanya bisa membawa pulang penghasilan Rp200 ribu sampai Rp300 ribu.
“Kalau tidak mama kami harus bawa pulang kerang, terus besok baru jual lagi, itu juga tidak cukup buat mama kami punya kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Untuk mencari kerang, tambah Imbowi, tidak selalu gampang. Kerap kali mendapat tantangan, apalagi saat cuaca kurang bersahabat.
“Untuk cari kerang mama kami harus bangun pagi sekali jam 3 pagi, mama kami sendiri yang pangayu [mengayuh] perahu. Kalau hujan mama kami agak susah buat cari kerang, kadang harus tahan rasa dingin, terus butuh waktu lama juga buat dapat kerang yang mama kami cari, beda dengan dulu tersedia melimpah,” ujarnya.
Cara mencari kerang juga berbeda-beda. Ada yang dilakukan mamanya dengan ‘molo’ (menyelam) untuk mengambi kerang. Ada juga memakai kaki raba-raba kalau ada gelembung yang naik dan mamanya menggali untuk untuk mengangkat kerang tersebut. (*)