Jakarta, Jubi – Amerika Serikat Cina dan Rusia saling beda pendapat terkait snaksi PBB terhadap Kore Utara. Tercatat Rusia dan Cina itu menentang tindakan lebih lanjut PBB terhadap yang dipimpin Kim jong Ung itu.
AS juga memperingatkan Dewan Keamanan tak bisa tinggal diam lagi saat Pyongyang mempersiapkan uji coba nuklir ketujuh. Dua anggota dewan PBB Cina dan rusia berpendapat upaya menahan diri oleh dewan akan mendorong Korea Utara untuk berhenti meningkatkan ketegangan dan malah datang ke meja perundingan.
“Jelas, diam dan menahan diri tidak efektif,” kata duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Linda Thomas-Greenfield, saat pertemuan dewan yang diadakan oleh Amerika Serikat mengenai peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara.
Antara mengutip pernyataan Linda dari Reuters yang menyebut sudah waktunya Rusia dan Cina berhenti memberikan izin diam-diam dan PBB harus mulai mengambil tindakan.
Tercatat Korea Utara telah dikenai sanksi PBB sejak 2006 atas program nuklir dan rudal balistiknya. Amerika Serikat ingin Dewan Keamanan beranggotakan 15 negara itu memberikan suara selama Mei pada resolusi yang dirancang AS untuk memberikan sanksi lebih lanjut kepada Pyongyang.
“Kami tidak bisa menunggu sampai (Korea Utara) melakukan tindakan provokatif, ilegal, dan berbahaya lainnya — seperti uji coba nuklir,” kata Linda menambahkan.
Washington menilai Korea Utara bisa siap untuk melakukan tes semacam itu pada awal bulan ini.
Namun, negara yang memiliki hak veto, Cina dan Rusia menentang sanksi PBB lebih lanjut dan telah lama mendorong dewan itu untuk melonggarkan tindakan tersebut di Korea Utara dengan alasan kemanusiaan. Amerika Serikat mengatakan sekarang bukan waktunya.
Duta Besar Cina untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan bahwa resolusi yang dirancang AS bukan cara yang tepat untuk mengatasi situasi saat ini.
“Sayangnya, AS telah menutup mata terhadap proposal yang masuk akal dari China dan anggota dewan terkait lainnya, dan tetap terpikat takhayul kekuatan magis sanksi,” kata Zhang kepada dewan, Rabu, (11/5/2022) kemarin.
Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva, mengatakan resolusi yang dirancang oleh Rusia dan Cina untuk meringankan sanksi Korea Utara tetap jadi pilihan dan dapat mendorong para pihak untuk meningkatkan upaya negosiasi. (*)
Discussion about this post