London,Jubi – Kementerian luar negeri Rusia mengatakan rekaman warga sipil yang tewas di kota Bucha di Ukraina sebagai pesanan Amerika Serikat sebagai bagian dari rencana untuk menyalahkan Rusia.
Juru bicara kementerian Rusia mengatakan kecaman langsung Barat atas gambar warga sipil yang tewas mengindikasikan cerita itu telah menjadi bagian dari rencana untuk menodai reputasi Rusia.
“Dalam kasus ini, menurut saya fakta bahwa pernyataan ini (tentang Rusia) dibuat pada menit-menit pertama setelah materi ini muncul, tidak diragukan lagi siapa yang ‘memesan’ cerita ini. “Siapa yang menguasai provokasi? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO,” kata juru bicara kementerian Rusia, Maria Zakharova, dikutip Antara dari Reuters Senin, (4/4/2022).
Sebelumnya Reuters melaporkan wartawannya yang mengunjungi Bucha pada Sabtu melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan kota itu, yang berjarak 37km dari ibu kota Kiev.
Sebuah kuburan massal di sebuah gereja masih terbuka, tangan dan kaki korban terlihat menyembul dari tanah liat merah yang ditumpuk di atasnya. Ukraina pada Minggu menuduh Rusia melakukan “pembantaian” di Bucha, salah satu kota yang direbut kembali oleh tentara Ukraina ketika pasukan Rusia pergi untuk bertempur di wilayah timur.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan akan mengulangi permintaannya kepada Dewan Keamanan PBB untuk bertemu pada mengenai apa yang Moskow sebut sebagai “provokasi kejahatan oleh tentara dan kaum radikal Ukraina” di Kota Bucha dekat Kiev, Ukraina.
Misi Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selaku presiden dewan beranggotakan 15 negara untuk April, mengatakan Dewan PBB akan mengadakan pembahasan terjadwal tentang Ukraina pada Selasa (5/4/2022) dan tidak bertemu pada Senin seperti yang diminta Rusia.
“Hari ini Rusia akan mendesak lagi agar Dewan Keamanan PBB mengelar sidang sehubungan dengan provokasi kejahatan tentara dan kaum radikal Ukraina di kota ini,” kata juru bicara kemlu Maria Zakharova di Telegram.
Otoritas Ukraina pada Minggu (3/4/2022) mengaku sedang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia setelah menemukan ratusan jasad tergeletak di sekitar kota di luar Ibu Kota Kiev menyusul penarikan pasukan Rusia dari daerah tersebut.
Kementerian pertahanan Rusia menyebutkan gambar-gambar yang dirilis oleh Ukraina adalah “potret lain dari rezim Kiev”.
Kepala investigasi Rusia pada Senin memerintahkan penyelidikan atas dasar bahwa Ukraina sudah menyebarkan “informasi sesat secara sengaja” tentang pasukan bersenjata Rusia di Bucha.
Rusia menerjunkan ratusan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari. Moskow menyebut aksinya di Ukraina sebagai operasi khusus untuk melemahkan kemampuan militer negara tetangganya itu sekaligus membasmi orang-orang yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya. (*)
Discussion about this post