New York, Jubi – Lebih dari 20 staf Afro-Amerika di Gedung Putih mengundurkan diri dari pemerintahan Joe Biden sejak akhir tahun lalu. Laporan Politico di New York pada, eksodus itu dijuluki oleh sebagian orang sebagai “Blaxit” dengan beragam alasan.
“Beberapa staf mengundurkan diri secara baik-baik untuk mengejar karier tambahan atau peluang pendidikan, sementara sejumlah staf lain mengundurkan diri dengan alasan kurangnya bimbingan dan kesempatan,” tulis kantor berita Antara dari Xinhua, Sabtu, (4/6/2022).
Salah satu staf yang saat ini bekerja di Gedung Putih mengatakan melakukan banyak pekerjaan, tetapi bukan pembuat keputusan. “Dan tidak ada jalan nyata untuk dapat menjadi pembuat keputusan,” kata staf tersebut.
Menurut dia tidak ada umpan balik yang nyata dan tidak ada jalur yang jelas untuk jenis promosi apa pun. Sedangkan pejabat lain yang bekerja di Gedung Putih mengatakan sejak awal mereka merekrut banyak orang kulit hitam secara umum tanpa pernah membangun infrastruktur untuk mempertahankan mereka atau membantu mereka menjadi sukses.
“Jika tidak ada infrastruktur yang jelas tentang bagaimana menjadi sukses, maka di tempat itu anda menjadi sama tidak terlihatnya seperti anda tidak berada di tempat tersebut,” kata pejabat tersebut.
Ia menjelaskan beberapa orang tidak memiliki pengalaman terbaik dan banyak dari mereka harus menghadapi kematian kepemimpinan dari orang kulit hitam.
“Pikirkan tentang tempat kerja mana pun. Orang kulit hitam membutuhkan seseorang untuk dijadikan panutan, untuk menyusun strategi, juga menjadi mentor, dan kami tidak memiliki banyak orang yang bisa menjadi mentor bagi kami,” katanya. (*)
Discussion about this post