Asmat, Jubi – Tim Pengawasan Orang Asing atau Pora Kabupaten Asmat, Papua Selatan mendata sepanjang Januari-September 2023 sebanyak 170 wisatawan asing mengunjungi kabupaten itu.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Asmat, Lambertus Leu, kepada Jubi di Agats, ibukota Kabupaten Asmat, Jumat (8/9/2023), menyatakan bahwa umumnya orang asing yang datang ke Asmat melakukan perjalanan wisata untuk melihat keunikan budaya Asmat, seperti kegiatan mengukir, kehidupan suku Korowai di atas rumah pohon, dan seni budaya lainnya.
“Laporan dari tim Pora, sepanjang Januari hingga September sekitar 170-an orang asing yang masuk dan keluar dari Kabupaten Asmat. Umumnya mereka [orang asing] melakukan perjalanan wisata ke sini untuk melihat budaya masyarakat Asmat, seperti seni ukir dan anyaman, tari-tarian, juga mengunjungi suku Korowai yang membangun rumah di atas pohon,” jelas Lambertus Leu.
Lambertus Leu mengatakan biasanya kunjungan wisatawan asing di Kabupaten Asmat akan meningkat drastis di bulan Oktober setiap tahunnya, karena pada bulan itu pemerintah daerah setempat mengadakan festival budaya. Acara tersebut mengundang perhatian wisatawan yang ingin melihat lebih dekat keunikan budaya Asmat.
“Biasanya ketika orang asing datang, tim Pora atau petugas akan menggecek kelengkapan dokumennya seperti paspor. Kami Kesbangpol ditunjuk untuk menjadi Sekretaris Tim Pora. Sangat penting memang bagi kita untuk mengawasi orang asing, karena kita tidak ingin terjadi hal-hal yang merugikan pemerintah maupun hal-hal yang dapat membahayakan wisatawan itu sendiri,” ujarnya.
Sementara, Kasi Intelejen dan Penindakan Kantor Imigrasi Merauke, Aditya Mardya, mengatakan bahwa tim Pora yang dibentuk Imigrasi melibatkan Bea Cukai, TNI-Polri, Karantina, Kejaksaan, Kesbangpol, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Tenaga Kerja, serta stakeholder lainnya.
“Kami punya inovasi terbaru yaitu sistem aplikasi laporan orang asing. Kami sudah sosialisasikan dan siap dimanfaatkan oleh anggota tim Pora yang ada di Kabupaten Asmat, Merauke, Mappi, dan Boven Digoel. Kami membawahi empat kabupaten di selatan,” kata Aditya.
Ia menambahkan tim Pora ke depannya berencana melakukan operasi gabungan di setiap kabupaten. Untuk Kabupaten Asmat, operasi gabungan direncanakan pada Oktober 2024, di mana saat itu kunjungan wisatawan meningkat karena adanya hajatan pesta budaya.
“Selama ini kita hanya rapat-rapat tim Pora saja. Nah, mulai tahun depan kita bakal laksanakan operasi gabungan. Untuk Asmat sendiri kita rencanakan di bulan Oktober 2024, pas momen pesta budaya,” tutupnya. (*)