Jayapura, Jubi – Sekolah Dasar Negeri atau SDN Inpres Vim 2 Kotaraja, Kota Jayapura, Papua sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak 2022
Kepala Sekolah SDN Inpres Vim 2 Kotaraja, Debora L Yepese mengatakan, penerapan kurikulum merdeka itu seperti upaya belajar tentang Pancasila yang mampu berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan, berkebinekaan global.
“Penerapan pembelajaran kurikulum merdeka kepada siswa, salah satunya kami sudah diimplementasikan dengan tema ‘kearifan lokal’. Itu terkait (pementasan) tarian daerah Papua, puisi Papua, dan masak makanan Papua, (menganyam) noken-noken orang tua (lalu) mereka menjual di sekolah ini,” kata Debora Yepese.
Pada Kamis lalu, 5 Oktober 2023, SDN Inpres Vim 2 Kotaraja menggelar masak makanan lokal Papua. Kegiatan itu berakhir pada Jumat, 6 Oktober 2023.
“Tentunya nanti kami terus menerapkan (kurikulum ini) kepada siswa peserta didik, karena pembelajaran kurikulum merdeka itu penerapannya harus begitu,” katanya.
Debora mengatakan, tahun ini sekolah yang dipimpinnya menunggu dua kelas lagi, yaitu kelas III dan kelas VII.
“Kemarin ulangan tengah semester 1 [hanya] kelas III dan kelas VII, sedangkan kelas I, II, IV, dan kelas V itu mereka mengikuti ulangan kurikulum merdeka,” katanya.
Menurut Debora, guru-guru yang mengajar di SDN Inpres Vim 2 Kotaraja sudah mengikuti pelatihan mengenai pembelajaran kurikulum merdeka.
“Kami di SDN Inpres Kotaraja ini semua 12 kelas, sehingga buku pembelajaran kurikulum merdeka itu sesuai kelas yang ada, untuk kelas III dan kelas VII itu sementara ini mereka masih mengikuti pelajaran kurikulum 13 hingga nanti di tanah 2024 bulan Januari akan mereka menerima proses pembelajaran tentang kurikulum merdeka,” ujarnya.
Siswa kelas IV SDN Inpres Vim 2 Kotaraja,Yesaya Nelson Wenda mengaku sudah mengikuti pelajaran dengan kurikulum merdeka.
“Sebelumnya (kami) tidak biasa melaksanakan tugas melestarikan budaya. Namun di tahun 2023 bulan Agustus itu sempet melestarikan budaya masing-masing (melalui kegiatan bertema kearifan lokal di sekolah),” katanya. (*)