Wamena, Jubi – Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Jayawijaya menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat yang terdampak longsor di Distrik Tailarek, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, pada Senin (17/4/2023) siang.
“Habis Lebaran pemerintah akan kirim alat berat untuk memperbaiki jalan yang putus karena ada sekitar empat atau lima titik yang longsor sehingga harus diperbaiki menggunakan alat berat agar masyarakat bisa gunakan jalan ini untuk ke Distrik Tailarek,” kata Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, usai menyerahkan bantuan.
“Saat ini juga Pemerintah Kabupaten Jayawijaya juga sedang membangun puskesmas di Distrik Tailarek. Jalan yang putus ini harus segera diperbaiki. Kita tidak bisa menunggu APBD,” imbuhnya.
“Tetapi ini sifatnya darurat maka kami harus segera memberikan dana darurat untuk penanganan longsor ini,” kata Bupati Banua.
Pemkab Jayawijaya memberikan bantuan beras sebanyak 2 ton dan mie instan 90 karton untuk dibagikan kepada enam kelompok tani yang mengalami terdampak musibah tanah longsor.
“Mudah-mudahan masyarakat yang terdampak longsor bisa gunakan bantuan yang ada ini supaya masyarakat bisa bertahan hidup sambil menungu masyarakat buka kebun kembali,” kata Bupati Banua.
Selain itu, Bupati Banua juga menambahkan untuk pengaspalan jalan dari Ibele ke Tailarek sedang dalam proses pengerjaan.
“Kami sedang persiapan untuk dokumen-dokumen persyaratan untuk bisa lanjutkan secara bertahap. Kita juga tetap mengupayakan agar bagaimana semua ruas jalan di Jayawijaya ini bisa dikerjakan semua,” katanya.
Hal itu, kata Banua, agar penanganan dan pembagian pembangunan di Jayawijaya bisa merata ke semua distrik.
Pemkab Jayawijaya saat ini juga sedang membangun puskesmas dan rumah para tenaga medis dan dokter di Distrik Ibebele yang pembangunannya hampir selesai.
Di tempat yang sama, tokoh pemuda setempat, Erinus Mosip, mengatakan warga yang terdampak bencana tanah longsor ini berdasarkan laporan dari masyarakat awalnya mereka telah melaporkan sebanyak enam kelompok tani tetapi begitu pihaknya turun ke lapangan ternyata ada hampir 50 kebun yang rusak parah.
“Jumlah untuk berapa keluarga yang kena dampak saya belum tahu tapi kebun yang rusak sekitar 50,” jelasnya.
“Kalau longsor ada di 4 titik. Kita lihat di titik pertama, kedua, dan di titik ketiga ini longsor agak lebar karena longsornya itu mengalir mengikuti jalan ke dalam. Titik keempat itu di kantor distrik sebagian kena longsor juga,” imbuhnya.
Mosip menjelaskan longsor ini terjadi pada 11 April 2023 malam. Saat itu intensitas hujan dari sore sampai pagi cukup tinggi yang mengakibatkan terjadinya longsor yang cukup parah. (*)