Wamena, Jubi – Persekutuan Gereja-Gereja Jayawijaya atau PGGJ telah memerintahkan setiap pimpinan dedominasi gereja, untuk melihat para jemaatnya yang terlibat dan yang ikut menenangkan situasi di wilayah Wamena dan sekitarnya.
Ketua PGGJ, Pendeta Alberth Yappo, mengatakan usai kejadian di Sinakma pada 23 Februari 2023, pihak gereja telah ada tindakan aktif yang langsung dilakukan oleh pimpinan gereja, bahkan gembala-gembala langsung terlibat ketika peristiwa terjadi dengan menenangkan massa.
“PGGJ juga menyampaikan rasa berduka cita dan menyatakan rasa keprihatinan yang mendalam atas peristiwa yang terjadi, yang mengakibatkan korban jiwa dan materi, serta mengecam keras pelaku-pelaku kekerasan yang menghilangkan nyawa manusia dan harta benda,” katanya.
“PGGJ juga mendorong pemerintah daerah bersama semua pemangku kepentingan, untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dengan arif dan bijaksana, dan mendorong pimpinan gereja untuk memberikan pendampingan dan penguatan kepada umat yang terdampak dan masyarakat pada umumnya,” kata Pendeta Alberth Yappo kepada wartawan di Wamena, Senin (27/2/2023).
Ia pun meminta aparat TNI dan Polri menjaga keamanan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, dengan melakukan razia alat tajam dan patroli secara rutin.
Ia juga mengimbau agar paguyuban-paguyuban, ormas-ormas, ikatan-ikatan keluarga dan masyarakat umum dapat meningkatkan kewaspadaan dalam seluruh aktivitas.
“Kami pun mendorong agar penegakan hukum dan keadilan dilakukan seadil-adilnya terhadap semua pihak yang terlibat berdasarkan hukum yang berlaku. Serta meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan balas dendam dan tindakan melawan hukum,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris PGGJ, Pendeta Nimnius Agapa, juga menekankan agar masyarakat dan seluruh jemaat gereja tidak mudah mempercayai berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Kami sudah imbau kepada semua gembala-gembala dan warga gereja untuk jangan cepat dalam menyebarkan berita-berita yang belum tahu kebenarannya,” kata Pendeta Agapa.
Ia menambahkan, pernyataan sikap PGGJ tersebut telah dibagikan ke setiap dedominasi gereja yang ada, agar dapat disampaikan dalam mimbar-mimbar gereja.
“Untuk tidak lagi mengembangkan isu-isu atau berita yang tidak benar,” katanya. (*)