Merauke, Jubi – Sebanyak 183 guru kontrak segera bertugas di kampung-kampung lokal di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Para tenaga pendidik itu direkrut oleh pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pendidikan – Disdik pada 2023. Mereka terdiri atas 142 guru SD dan 41 guru SMP.
Sesuai laporan Disdik Kabupaten Merauke tujuan perekrutan guru kontrak di antaranya adalah untuk mengimplementasikan peran fungsi dan tugas guru kontrak dalam proses belajar mengajar di kampung lokal. Kehadiran guru kontrak membantu pemerintah daerah mengidentifikasi berbagai isu dan permasalahan serta solusi yang diperlukan untuk perbaikan proses belajar mengajar di kampung lokal.
Selain itu, kehadiran guru kontrak juga membantu pemerintah daerah setempat dalam mengatasi persoalan tenaga pendidik di kampung-kampung pedalaman yang kemudian dapat terisi untuk berjalannya proses mengajar.
Guru kontrak sejumlah 142 orang ditempatkan di 12 SD Inpres, 3 SD Negeri, 12 SD YPK dan 30 SD YPPK. Sedangkan guru kontrak SMP sejumlah 41 orang tersebar di 14 SMP Negeri, 1 SMP YPK, dan 1 SMP YPPK. Pembiayaan guru kontrak berasal dari daftar isian pelaksanaan anggaran – DIPA Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke tahun 2023.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka saat melepas 183 guru kontrak di aula SMP Negeri I Merauke, Rabu (8/2/2023), memotivasi para pendidik tersebut agar mereka dapat menjalankan tugas mereka dengan baik dan bersemangat. Mbaraka menyatakan pemerintah daerah menjamin keamanan dan kenyamanan para guru kontrak di tempat tugas.
“Anda punya tugas mulia. Guru itu panggilan, tidak semua orang bisa jadi guru. Anda dipanggil Tuhan untuk pergi melayani. Kita segera berikan speed boat dan johnson bagi sekolah di wilayah terjauh. Sarana transportasi akan memudahkan guru bertugas,” kata Mbaraka.
“Jangan takut, tidak ada masyarakat yang sakiti kamu. Saya jaminkan keamanan kalian. Cintai tugas anda dan dekatkan diri pada Tuhan. Berbuat baiklah dengan orang di kampung, anda tidak akan pernah susah,” sambungnya.
Mbaraka berpesan agar guru kontrak beradaptasi dengan masyarakat di tempat tugasnya. Dengan demikian, hubungan sosial dapat terbina baik, dan juga penyelenggaraan pendidikan di kampung-kampung lokal dapat berjalan lancar dan baik.
“Hari ini anda tugas di pedalaman. Jangan berpikir bahwa anda yang terkecil di antara yang lain-lain. Yang terkecil ini akan menjadi yang terdepan, yang terbaik. Pergi tugas baik-baik, masih ada matahari esok untuk anda,” tuturnya.
Mbaraka juga mengingatkan guru kontrak untuk tidak berorientasi menjadi aparatur sipil negara, karena hal tersebut butuh proses. Mereka diminta untuk lebih mengutamakan penyelenggaraan pendidikan. Guru yang bekerja dengan hati tulus serta berdedikasi, tentu akan diingat oleh pemerintah daerah.
“Ketika kamu berjalan (melaksanakan tugas) dengan baik, besok-besok ada formasi, pasti kamu masuk. Kita masukkan dengan pengalamanmu yang ada, puji Tuhan kamu bisa jadi PNS. Jadi, jalankan tugasmu dengan sepenuh hati. Semangat anda, akan membuat anda mendapat banyak berkat,” tutupnya.
Salah satu guru kontrak, Yohanes Naitob menyatakan kehadiran mereka untuk membantu pemerintah daerah dalam upaya menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pendidik.
“Di pedalaman, terutama di daerah 3T, kendala yang paling dialami adalah kekurangan guru. Karena itu kami direkrut untuk membantu peningkatan pendidikan,” kata Yohanes.
Yohanes mengaku sebelum direkrut menjadi Pemerintah Kabupaten Merauke, ia menjadi guru bantu selama 7 tahun di SD YPPK Sta Theresia di Kampung Kaiza, Distrik Animha. Kini Yohanes kembali ditempatkan di sekolah tersebut sebagai guru kontrak selama setahun.
“Kami berharap ke depan, pemerintah daerah bisa memprioritaskan kami dalam formasi atau penerimaan PNS. Di SD YPPK Sta Theresia ada 150 murid. Ada 6 guru sebelumnya, tapi sekarang kosong, karena mereka mutasi ke kota,” tandasnya. (*)