Jayapura, Jubi – Kampanye 16 Hari Aktivisme untuk Mengakhiri Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Perempuan 2022 telah diluncurkan di Honiara, ibukota Kepulauan Solomon. Kegiatan ini diawali dengan parade jalanan untuk menandai hari pertama kampanye terhadap semua orang.
“Dari 25 November hingga 10 Desember 2022, provinsi dan semua sektor di negara ini akan bekerja sama untuk menyebarkan pesan pencegahan kekerasan penting seputar tema yang dipilih I’umi Tugeda Mekem Kandere Blo Iumi Safe For Olketa Familis Blo Iumi’.” Demikian dilansir dari Street Parade Marks Beginning of 16 Days of Activism Campaign – Solomon Times Online.
Kampanye 16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender adalah kampanye tahunan yang dimulai pada 25 November, Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, dan berlangsung hingga Hari Hak Asasi Manusia Internasional pada 10 Desember.
Dipimpin oleh masyarakat sipil, kampanye ini didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui inisiatif UNiTE Sekretaris Jenderal pada tahun 2030 untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan. Tahun ini, PBB menandai 16 Hari dengan tema “UNiTE! Aktivisme untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan”.
Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan tetap menjadi pelanggaran hak asasi manusia yang paling meluas di seluruh dunia. Sudah meningkat oleh pandemi COVID-19, prevalensinya sekarang semakin meningkat oleh krisis perubahan iklim, konflik global, dan ketidakstabilan ekonomi yang berpotongan.
Kampanye 16 Hari ini, penyelenggara mendorong semua orang untuk terlibat, mulai dari memperkuat suara para penyintas dan aktivis hingga mendukung organisasi perempuan untuk mengurangi dan mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dan melindungi hak-hak perempuan.
Kepulauan Solomon memiliki salah satu tingkat kekerasan keluarga dan seksual (FSV) tertinggi di dunia dengan 64% wanita berusia 15-49 tahun telah melaporkan pelecehan fisik dan/atau seksual oleh pasangan. Rumah Sakit Rujukan Nasional (NRH) di ibu kota, Honiara, adalah satu-satunya rumah sakit tersier untuk negara itu.
Kepulauan Solomon adalah negara Pasifik Selatan yang sedang berkembang yang terdiri dari 992 pulau dengan populasi 572.000. Negara ini memiliki sembilan rumah sakit dan Rumah Sakit Rujukan Nasional (NRH), yang terletak di ibu kota Honiara, adalah yang terbesar.
Ketidaksetaraan gender tetap menjadi masalah utama di Kepulauan Solomon seperti yang didokumentasikan dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia pada 2011. Selain itu, negara ini memiliki salah satu tingkat kekerasan keluarga dan seksual (FSV) tertinggi di dunia, dengan 64% wanita berusia 15-49 tahun melaporkan pelecehan fisik atau seksual. (*)