Wamena, Jubi – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melalui Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Perdagangan Jayawijaya akan memberikan bantuan peralatan kerja berupa mesin penggiling kopi, penyaring madu, kotak penyimpanan buah naga dan kotak pendingin bagi pelaku usaha di sana. Pembagian peralatan itu merupakan bagian dari Program Peningkatan Ekonomi Nasional atau PEN di Jayawijaya.
Hal itu dinyatakan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Perdagangan Jayawijaya, Lukas Kossay di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat (21/10/2022). Menurutnya, bantuan peralatan kerja itu diberikan bagi pelaku usaha yang telah menekuni dan mengembangkan usaha yang digeluti.
Selain memberikan peralatan kerja, Program PEN di Kabupaten Jayawijaya juga memberikan uang tunai sebagai tambahan modal kerja. “Kami [akan memberikan] bantuan uang [dan] barang atau peralatan kerja yang kita serahkan kepada masyarakat,” kata Kossay.
Ia mengatakan peralatan kerja yang akan diberikan—termasuk penggiling kopi, penyaring madu, penyimpan buah naga, kotak pendingin—akan segera disalurkan.
“Alat atau mesin kopi, mesin penyaring madu, itu yang kita bagi ke masyarakat. Tetapi tidak semua, karena menyesuaikan dengan jumlah [peralatan yang tersedia]. Untuk tahun ini, ada tiga titik yang menjadi tempat penyaluran bantuan,” kata Kossay.
Menurut Kossay sebagian peralatan kerja yang akan dibagikan masih dalam perjalan menuju Jayawijaya. Peralatan itu antara lain berupa kotak pendingin akan diberikan sebagai peralatan kerja bagi Orang Asli Papua yang menjadi penjual ikan di pasar.
“Bantuan tersebut bersumber dari Dana Otonomi Khusus. Kemudian, [juga] ada peralatan tukang untuk tenaga kerja pertukangan dan perbengkelan. Itu yang belum sampai [Jayawijaya]. Kalau sudah sampai, [akan] kami distribusikan kepada kelompok usaha yang menjadi binaan kami,” jelasnya.
Kossay menyatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan dinas lain untuk memastikan penyaluran itu tidak tumpang tindih. “Saat penyerahan bantuan, [akan] diberikan pembekalan cara menggunakan [alat kerja yang dibagikan], sehingga itu tidak tinggal saja dan akhirnya menjadi bangkai [karena rusak],” ujarnya. (*)