Jayapura, Jubi – Sebanyak 4.376 penyakit mirip influenza telah tercatat di Provinsi Sanma, Shefa, dan Tafea di Vanuatu. Bahkan ada sembilan kasus yang telah dirawat di rumah sakit masing-masing provinsi.
Hal ini dikatakan Kementerian Kesehatan Vanuatu (MOH) sebagaimana dilansir https://www.dailypost.vu telah tercatat 49 persen kasus berasal dari Provinsi Sanma, 42 persen dari Provinsi Shefa dan lima persen dari Provinsi Tafea.
Menurut MOH bahwa semua kasus yang dirawat di rumah sakit memiliki kondisi yang mendasarinya dan telah pulih.
Ada peningkatan tinggi dalam jumlah kasus dari 13 hingga 19 Juni.
MOH mengatakan pengujian yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Vila mengkonfirmasi penyakit itu sebagai Influenza A, tetapi lebih banyak sampel telah dikirim ke luar negeri untuk menentukan sub-tipe.
Influenza ini ditandai dengan timbulnya demam secara tiba-tiba, batuk (biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot dan sendi, malaise parah (merasa tidak enak badan), sakit tenggorokan, dan pilek. Batuknya bisa parah dan bisa berlangsung dua minggu atau lebih.
Kebanyakan orang pulih dari demam dan gejala lainnya dalam waktu seminggu tanpa memerlukan perhatian medis. Tetapi penyakit parah atau kematian terutama pada orang yang berisiko tinggi.
Ini termasuk wanita hamil, anak-anak di bawah lima tahun, orang tua, individu dengan kondisi medis yang mendasarinya (seperti jantung kronis, paru-paru, ginjal, metabolisme, perkembangan saraf, hati atau penyakit hematologi) dan individu imunosupresi.
Menurut MOH, petugas kesehatan berisiko tinggi tertular influenza, karena peningkatan paparan pasien.
Mereka yang sakit disarankan untuk tinggal di rumah agar tidak menulari orang lain.
Langkah-langkah seperti sering mencuci dengan sabun dan air, menghindari menyentuh mata, hidung, mulut, menutupi batuk dan bersin, jarak fisik, bertemu di area yang berventilasi baik dan menghindari keramaian, juga dapat mencegah penyakit pernapasan lainnya.
Imunisasi adalah tindakan paling efektif melawan influenza. Karena pihak lembaga di kesehatan di Vanuatu tidak melakukan program vaksinasi influenza. MOH mendorong mereka yang berisiko untuk mengakses vaksin influenza dari klinik dan apotek swasta dengan biaya tertentu. (*)
Discussion about this post