Jayapura, Jubi – Persipura Jayapura akan berkompetisi di kasta kedua sepak bola Indonesia, Liga 2 musim depan. Kompetisi tersebut rencananya akan dihelat mulai Agustus mendatang. Total ada 28 kontestan .
Ada beberapa klub alumni Liga 1 yang juga akan saling berebut tiket promosi ke kasta tertinggi. Mereka yakni Persela Lamongan, Deltras Sidoarjo, Sriwijaya FC, Semen Padang, PSMS Medan, Persiraja Banda Aceh, Kalteng Putra, Persiba Balikpapan, PSIM Yogyakarta, dan PSPS Pekanbaru.
Melihat peta persaingan yang ketat, jelas Liga 2 ini bukan kompetisi yang mudah untuk Persipura. Apalagi, tim sekelas Mitra Kutai Kartanegara (Kukar) dan Badak Lampung yang dulunya dikenal sebagai tim sultan, pun tak mampu bersaing dan harus terlempar ke Liga 3. Bahkan situasi yang sama nyaris dialami oleh Semen Padang pada musim lalu.
Tak hanya didominasi oleh tim-tim jebolan Liga 1, peserta Liga 2 dari kasta terendah pun tak bisa dipandang remeh. Rans Cilegon dan Dewa United buktinya, dua tim yang diakuisisi dari Cilegon United dan Martapura FC itu tak punya riwayat mentereng di persepakbolaan Indonesia. Tapi tiba-tiba bisa membuat sebuah kejutan dan promosi ke Liga 1 untuk pertama kalinya.
Hingga saat ini, Persipura belum menunjukkan tanda-tanda kapan akan memulai aktivitas berlatih dan mempersiapkan tim jelang menghadapi Liga 2. Sementara, tim berjulukan Mutiara Hitam itu sudah ditinggal pergi sepuluh pemainnya.Beberapa di antaranya merupakan pemain kunci.
Mereka adalah empat pemain asing (Yevhen Bokhashvili, Ramiro Fergonzi, Hedipo Gustavo, Takuya Matsunaga) dan enam pemain lokal di antaranya David Kevin Rumakiek, Donny Monim, Fitrul Dwi Rustapa, Todd Rivaldo Ferre, Dede Sulaiman dan Ricky Ricardo Cawor.
Eksodus pemain Persipura pun masih mungkin berlanjut. Karena ada sebagian pemain yang kontraknya telah berakhir dan masih menanti respons manajemen. Bahkan manajemen pun belum menentukan siapa pelatih yang akan melanjutkan tongkat estafet Angel Alfredo Vera.
Jika tidak cepat dipagari, satu per satu pemain akan menyusul sepuluh rekannya itu, angkat koper ke klub lain yang memberikan tawaran lebih menggiurkan.
“Kami menyarankan agar manajemen harus segera memagari para pemain yang masih ada. Kalau banyak yang pindah, sulit untuk mencari pemain baru lagi yang bisa langsung menyatu,” kata satu di antara legenda Persipura, Spiks Pulanda.
Menanggapi soal itu, manajemen Persipura mengklaim mereka sedang berupaya keras untuk meyakinkan pemain dan bernegosiasi tentang kontrak agar para pemain tetap bertahan.
“Saat ini Persipura tengah bernegosiasi dengan pemain,” kata Mandenas.
Batu Sandungan
Persipura mungkin akan diuntungkan jika saja operator kompetisi kembali memberlakukan kandang tandang. Persipura bisa mengupayakan bermain di rumah mereka sendiri, Stadion Mandala. Tapi, itu juga masih sebatas rencana, karena regulasi bisa saja berubah.
Terlebih, format kompetisi Liga 2 kerap selalu berubah tiap tahunnya. Jika operator kompetisi masih menggunakan format musim lalu, langkah Persipura untuk merebut tiket promosi akan terbilang sulit.
Musim lalu, operator mengusung format sentralisasi dan 24 kontestan dibagi ke dalam 4 grup dengan pembagiannya mengacu pada letak geografis para kontestan. Otomatis, wakil Papua berada di regional Timur, segrup dengan Sulawesi dan Kalimantan.
Kalau saja format ini kembali diterapkan untuk musim depan, Persipura bakal mendapatkan tantangan berat dari dua saudara mudanya, PSBS Biak dan Persewar Waropen. Sementara Sulut United, Persiba dan Kalteng Putra juga bukan lawan yang mudah untuk ditaklukkan.
Andai saja berhasil lolos dari penyisihan grup atau wilayah, Persipura harus berjuang lagi di sistem gugur dengan ancaman lawan yang lebih berat dari regional Barat.
Persipura mungkin akan diuntungkan jika operator menerapkan kompetisi dua wilayah dengan format kandang tandang. Tapi jelas, dukungan sponsor yang dibutuhkan pun tidak sedikit untuk biaya operasional mencakup gaji pemain, akomodasi dan transportasi untuk mengarungi kompetisi.
Mengingat Persipura hanya akan bermain di kompetisi kasta kedua, mungkin saja jatah yang diberikan oleh sponsor utama mereka, PT Freeport dan Bank Papua akan lebih rendah dibandingkan musim-musim lalu di Liga 1.
Sebagai perbandingan, saat masih berlaga di Liga 1, Persipura membutuhkan dana sebesar Rp 30 miliar dalam semusim. Itu tidak termasuk dengan keikutsertaan mereka di turnamen lainnya. (*)
Discussion about this post