Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Perekrutan pemain muda Persipura Jayapura ke tim nasional Indonesia tak lepas dari pengamatan staf pelatih Yoo Jae-Hoon. Pria asal Korea Selatan itu adalah mantan kiper di Persipura Jayapura.
Yoo Jae-Hoon saat ini menjadi salah satu staf pelatih di jajaran kepelatihan timnas Indonesia. Ia bertugas membantu Shin Tae-Yong.
Dalam sebuah sesi wawancara di channel youtube Tiento Indonesia, pemain yang senang dipanggil Pace Yoo itu mengaku selalu rindu dengan Papua.
Pasalnya, Pace Yoo bergelimang prestasi saat masih memperkuat Persipura dengan meraih tiga trofi juara (dua Liga Indonesia dan satu Indonesian Soccer Championship).
Tak hanya punya kenangan manis dengan Persipura, satu hal yang juga membuatnya selalu rindu dengan Papua yakni makanan khas yang terbuat dari sagu, papeda dan ikan kuah kuning.
“Saya suka sekali makan papeda dan kuah kuning, mantap. Makanya nama akun IG saya di depannya ada nama Pace Yoo Jae-Hoon. Pertama memang saya tidak bisa makan Papeda, saya lihat pertama kayak makan lem, tapi setelah dimakan dengan ikan kuah kuning rasanya sedap sekali,” katanya seperti dikutip dari channel Tiento Indonesia, baru-baru ini.
“Waktu saya pindah ke Mitra Kukar di sana saya cari Papeda tapi tidak dapat, terus pindah ke Barito Putera di Banjarmasin juga saya tidak dapat Papeda. Setiap saya ke mana-mana pasti yang saya cari papeda dan ikan kuah kuning, saking rindunya untuk makan papeda,” sambungnya.
Yoo Jae-Hoon memang tak bermain hingga pensiun di Persipura, tapi namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu kiper terbaik dalam sejarah klub Persipura.
Yoo memutuskan pindah ke Persipura sejak 2010 silam, setelah tim yang ia perkuat di Liga 1 Korea (K-1) Daejeon Citizen tak bisa mendaftarkan namanya di kompetisi. Yoo memilih berkarir di Indonesia atas ajakan teman-temannya yang telah lebih dulu bermain di Liga Indonesia.
“Setelah lulus kuliah, saya masuk di klub Liga 1 Korea Selatan (K-1), Daejeon Citizen, dan 2010 saya pindah ke Persipura. Sebelum saya ke Persipura, banyak teman saya yang sudah main di Indonesia seperti Park Chul-Hyung, Choi Dong-Soo, dan lainnya. Mereka yang mengajak saya bermain di Liga Indonesia. Saya pindah ke Indonesia karena waktu itu pendaftaran pemain di Liga Korea sudah ditutup dan saya harus menunggu empat bulan lagi, saya pikir itu terlalu lama,” kenangnya.
Setelah memperkuat Persipura dan meraih prestasi bersama tim berjulukan Mutiara Hitam itu, Yoo makin kerasan tinggal di Papua.
“Lalu saya ke Indonesia dan niat pertamanya sih ingin bermain semusim saja. Tapi karena juara dengan Persipura akhirnya saya semakin kerasan tinggal di Papua. Saya tujuh musim bermain untuk Persipura, dan juara di tahun 2013 itu yang paling berkesan bagi saya,” tuturnya.
Saat masih bermain untuk Persipura, kehebatan Yoo Jae-Hoon pernah mendapatkan pujian dari Withaya Laohakul, pelatih klub asal Thailand, Chonburi FC saat kedua tim bertemu di Piala AFC 2011.
“Kami akui kehebatannya (Yoo Jae-Hoon) di bawah mistar gawang Persipura. Dia begitu sigap membendung dan menggagalkan tendangan-tendangan dari pemain kami,” ujar Laohakul. (*)
Editor: Edho Sinaga
Discussion about this post