Jayapura, Jubi – Yayasan Pusaka Bentala Rakyat kembali membuka Kelas Ekonomi Politik Kritis di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (22/3/2024). Kelas bagi generasi muda Papua yang tergabung dalam berbagai organisasi lingkungan dan advokasi hak-hak masyarakat adat Papua itu diampu Sutami Amin, peneliti Yayasan Pusaka Bentala Rakyat.
Sutami mengatakan Kelas Ekonomi Politik Kritis adalah program pendidikan yang sudah berlangsung sebanyak empat kali di Jayapura dan di Jakarta. Ia mengatakan kelas itu bertujuan memberikan pemahaman yang lebih tajam mengenai seluruh persoalan ekonomi dan politik, khususnya di Tanah Papua.
“Pusaka dan teman-teman yang lain ingin memberikan pemahaman lebih kritis tentang bagaimana perubahan sosial yang terjadi, dan apa dampak-dampaknya. [Pemahaman itu] menjadi basis penting dalam pengorganisasian gerakan sosial ke depan,” katanya.
Menurut Sutami, kelas itu antara lain membahas pemahaman mengenai ekonomi politik kritis dan pendekatan yang tepat sebagai pisau analisisnya. Kelas itu juga menjelaskan tentang eksploitasi dan tenaga kerja, akumulasi, serta sejarah kolonialisme di Tanah Papua. “Di akhir kegiatan nanti ada kuliah umum yang akan diberikan tentang bagaimana hubungan antara rasialisme dan imperialisme yang terjadi di Tanah Papua” ujar Sutami.
Ia mengatakan pelatihan yang digelar Yayasan Pusaka Bentala Rakyat itu pertama kali digelar dalam bentuk kelas daring/online. Setelah itu, mereka menggelar kelas tatap muka bersama komunitas Papuan Voices di Kota Jayapura, Papua.
Sutami menjelaskan Yayasan Pusaka hadir di Tanah Papua sebagai tempat untuk semua orang, terutama masyarakat adat, untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Pengorganisasian para pemangku kepentingan secara berkelanjutan akan membuatnya tingkat pemahaman yang lebih baik mengenai sejumlah persoalan di Tanah Papua. “Di sini tempat kita untuk melihat seluruh persoalan secara kritis dan ilmiah,” katanya.
Sutami mengatakan Yayasan Pusaka selalu berupaya memberikan pemaham soal isu ekonomi politik secara kritis kepada generasi muda di Papua, karena merekalah yang akan mengalami berbagai perubahan sosial di perkotaan maupun di perkampungan. “Pendidikan ekonomi politik kritis itu kira-kira memberikan analisa yang tajam tentang persoalan yang lebih besar dan dihadapi warga di Papua,” ujarnya.
Salah satu peserta, Fara Yaba mengatakan ia mendapat banyak pengetahuan baru dari kelas itu. Menurutnya, berbagai pengetahuan baru itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Papua. Ia ingin membagikan materi yang sangat bagus dan efektif itu kepada orang Papua yang lain.
“Materi itu bagus, karena sesuai dengan kondisi Papua hari ini yang masih ditindas oleh kolonialisme, imperialisme, dan kapitalisme yang masif. Materi itu mengajarkan kami cara untuk menghadapi kapitalisme dan imperialisme dengan kritis dan ilmiah, sehingga memberikan jawaban yang dapat memecahkan masalah eksploitasi dan lain-lain,” ujarnya. (*)
Discussion about this post