Jayapura, Jubi – Sebanyak 17 mahasiswa asli Papua penerima beasiswa Siswa Unggul Papua yang tengah berkuliah di Universitas Corban, Amerika Serikat akan dipulangkan gara-gara tunggakan biaya kuliah mereka tidak dibayar Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Papua Selatan sejak pertengahan 2023.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Komunikasi Orangtua Penerima Beasiswa Dalam Negeri dan Luar Negeri, Jhon Reba saat bertemu Gerakan Tabi – Saireri Bersatu atau GTSB di Kantor Sekretariat Dewan Adat Papua, Kota Jayapura, Rabu (24/1/2024). “Mungkin besok atau lusa mereka sudah naik pesawat untuk tiba di Tanah Papua,” katanya.
Reba mengatakan sejumlah 15 mahasiswa yang akan dipulangkan merupakan anak adat Tabi-Saireri, sedangkan dua lainnya berasal dari Wilayah Adat Animha, Papua Selatan. “Dari 17 orang, diketahui delapan orang akan diwisuda pada Maret dan Mei 2024. Perjuangan panjang harus mereka lewati, tapi di ujung perjuangan mereka harus pulang. Di mana hati nurani pemerintah?” ujarnya.
Reba menyatakan sebagai orangtua penerima beasiswa Siswa Unggul Papua, dirinya sangat kecewa dengan sikap Pemerintah Provinsi Papua maupun Pemerintah Provinsi Papua Selatan. “Kami sudah tidak lagi percaya dengan pemerintah, mulai hari ini, sebab dalam mengurus persoalan anak-anak kami saja tidak bisa,” tegasnya.
Reba menilai para pejabat di Papua telah kehilangan hari nurani yang menyebabkan persoalan tunggakan beasiswa Siswa Unggul Papua berkepanjangan tanpa ujung penyelesaian.
“Pemerintah telah ingkar janji, sebab menyampaikan akan selesaikan pembayaran tunggakan [pada] 18 Januari 2024, tapi ternyata tidak. Sangat jelas terlihat kepentingan Orang Asli Papua diabaikan. Padahal program beasiswa itu adalah representatif dari hak dasar anak adat,” ujarnya. (*)