Manokwari, Jubi – Sebanyak 11 guru berstatus honorer di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Manokwari, diduga dipecat secara sepihak oleh kepala sekolah. Surat pemecatan tersebut disampaikan oleh wakil kepala sekolah.
“Kami kaget menerima surat ucapan terima kasih [pemecatan] yang diberikan oleh wakil kepala sekolah, [surat] ucapan terima kasih ditandatangani oleh kepala sekolah,” kata guru honorer yang mengajar multimedia di SMK N 2 Manokwari, Jos Ramandey, Minggu (14/1/2024).
Para guru honorer yang dipecat di antaranya Jos Ramandey sebagai guru jurusan multimedia kelas XII, kemudian Dollina Korwa, Frengky Ayorbaba, Noni Wanma sebagai guru jurusan desain komunikasi visual kelas X dan XI, Ringconus Salosa sebagai guru honorer di jurusan bangunan, Nikson Peday, Diana Makuker, Inry L Uspessy sebagai guru mata pelajaran umum, Ruben F Waropen sebagai guru pendidikan agama Kristen, kemudian Hasby dan Limbong Silalon sebagai guru komputer dan jaringan.
Ramandey mengutip sebagaimana yang tertulis dalam surat yang ditandatangani oleh Kepala SMK N 2 Manokwari, Regina Wutoy, bahwa pemberhentian terkait pertimbangan kebutuhan guru dan jam mengajar serta keterbatasan anggaran untuk membayar gaji.
Menurutnya, ironis ketika alasannya adalah masalah pertimbangan kebutuhan guru, sedangkan saat ini sekolah kekurangan guru di jurusan multimedia.
“Bahkan juga kekurangan peralatan mengajar di jurusan multimedia, sampai guru honorer sering membawa peralatan pribadi untuk mengajar,” katanya.
Sementara itu, Dollina Korwa mengaku alasan pemberhentian karena masalah biaya juga tidak masuk akal, sebab setiap bulan SMK N 2 masih menerapkan pembayaran uang komite bagi ribuan siswa-siswi.
“Kami cukup kaget karena alasan pemecatan adalah keterbatasan anggaran, sementara setiap bulan dari 1.424 murid membayar uang komite,” katanya.
Dikatakannya, dari 11 guru honorer yang diberhentikan ada 8 orang yang telah terdaftar dalam Dapodik, sedangkan 2 guru telah lulus PPPK sehingga pemberhentian sepihak tersebut dianggap dapat menghambat nasib dan karir guru honorer yang merupakan Orang Asli Papua (OAP).
Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi masih dilakukan kepada pihak sekolah dan Kepala SMK Negeri 2 Manokwari. (*)
Discussion about this post