Warga Kota Jayapura keluhkan pungutan parkir tanpa karcis

Pungutan Parkir
Matius Mabel, juru parkir di Mal Mega Abepura, Kota Jayapura, Papua, mengatur motor pengunjung mal pada Senin (11/9/2023). -Jubi/Silpester Kasipka

Jayapura, Jubi – Warga Kota Jayapura mengeluhkan semakin banyak pungutan parkir yang dilakukan tanpa memberikan karcis parkir. Pungutan parkir itu bahkan kerap menimbulkan perdebatan antara pengendara dan juru parkir

Petrus Kaize, warga Dok 8 Pantai, Kota Jayapura, yang berkunjung ke Mal Mega Abepura mengaku kecewa dengan para juru parkir yang memungut uang parkir tanpa karcis. Ia menilai juru parkir yang memungut uang parkir tanpa karcis melanggar aturan. 

Kaize menyatakan setiap warga harus membayar pungutan parkir yang disertai karcis parkir, karena pungutan itu akan menjadi Pendapatan Asli Daerah. Namun, ia keberatan jika harus membayar uang parkir tanpa karcis.  

“Saya sering kesal dengan mereka [juru parkir], karena kadang dorang terlalu paksa. Jadi, [karena] tra mau ribut, terpaksa kasih. Kecuali dorang bagi karcis [parkir] boleh, sa senang bayar, karena kita harus mematuhi aturan pemerintah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di kota ini,” katanya. 

Baca juga :   6 jenazah korban jatuhnya pesawat SAM Air akan diserahkan kepada pihak keluarga

Andre (29), warga Tanah Hitam, Abepura, yang berasal dari Jawa Tengah juga mengeluhkan pungutan parkir tanpa karcis yang semakin marak di Kota Jayapura. Andre bahkan malas membawa sepeda motornya untuk berbelanja, karena enggan membayar uang parkir tanpa karcis. 

“Karena setiap keluar dan parkir di depan toko kan pasti bayar. Apalagi kita singgah di beberapa toko, maka perlu persiapan banyak uang untuk bayar parkir. Maka itu, saya lebih memilih menaruh motor di rumah, dan jalan kaki kalau tokonya dekat rumah,” katanya.

Petugas keamanan salah satu kantor cabang bank di kawasan Abepura, Yulianto juga menilai pemungutan uang parkir tanpa disertai karcis parkir meresahkan. Ia bahkan menyatakan sering melihat nasabah banknya beradu mulut dengan juru parkir, karena dipungut uang tanpa karcis parkir. 

Baca juga :   Pengelolaan fasilitas pantai di Kota Jayapura perlu ditingkatkan

“Kalau pemerintah menyediakan karcis, saya rasa warga tidak mungkin bertengkar [tawar-menawar] dengan teman-teman tukang parkir disini,” katanya.

Juru parkir di depan Mal Saga, Abepura, Matius Mabel (24) menanggapi atas keluhan warga soal dugaan pungutan parkir tanpa karcis di Kota Jayapura. Ia mengakui pungutan parkir tanpa karcis tersebut kerap terjadi. Ia mengaku tidak pernah berdebat dengan pengguna jasa parkir yang enggan membayar tanpa karcis parkir, namun ia membenarkan jika terkadang ada pengguna jasa parkir yang berdebat dengan juru parkir lainnya. 

“Perlu ada kesadaran dari teman-teman parkir, jika tidak ada karcis dan tidak memakai baju dinas yang diberikan Dinas Pendapatan Daerah Kota Jayapura, [jangan memaksa untuk memungut uang parkir]. Kalau sa sih biasanya tidak memaksa mereka [pengguna jasa parkir] harus membayarnya. Tapi dari mereka sendiri mau kasih berapa, ya sa terima saja. Kalau [mereka] tidak bayar juga trapapa, sa terima saja,” kata Mabel. 

Baca juga :   Pemberlakuan UMP di Biak per 1 Januari 2023

Mabel berharap para juru parkir tidak bertugas dalam kondisi mabuk, karena juru parkir yang mabuk sering ribut dengan pengguna jasa parkir. “Salah satu faktor itu akibat teman-teman dong minum, baru jaga parkir. Jadi biasa [mereka] ribut dengan pengunjung yang tidak mau bayar parkir,” ujarnya.

Juru parkir di Mal Mega Waena, Chiko Kogoya (35) juga mengaku ia kerap memungut uang parkir tanpa karcis, akan tetapi ia tidak pernah memaksa pengguna jasa parkir membayar. “Secara pribadi [saya] tidak pernah memaksa pengunjung harus bayar parkir. Namun semua kembali kepada kesadaran pengguna motor atau mobil itu sendiri,” katanya. (*)

Komentar
banner 728x250