Jayapura, Jubi – Menikmati listrik di daerah terluar di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya, kini tak hanya sebatas mimpi. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sebagai tulang punggung ketenagalistrikan di Indonesia terus berupaya menerangi negeri, menghadirkan listrik untuk kehidupan yang lebih baik hingga ke pelosok.
Kabupaten Raja Ampat, wilayah kepulauan yang sering dijuluki sebagai gugusan “pulau surga”. Pulau ini terletak di bagian barat semenanjung kepala burung (Vogelkoop) Pulau Papua.
Meski sudah tersohor hingga ke mancanegara sebagai destinasi wisata eksotis. Namun untuk menjangkau seluruh wilayah di Raja Ampat masih terbilang sedikit sulit.
Untuk menikmati keindahan pulau-pulau di Raja Ampat hanya bisa ditempuh menggunakan speed boat atau kapal kecil. Kecuali Waisai; ibu kota Raja Ampat yang bisa diakses menggunakan kapal ferry maupun pesawat berbadan kecil dari Sorong.
Tak jarang, membutuhkan cukup adrenalin untuk menjangkau setiap pulaunya. Mengarungi lautan hingga berjam-jam ketika musim gelombang, menjadi tantangan yang harus dilalui.
Vieri Ravanelli Wijaya,Team Leader Pelayanan Pelanggan PLN Waisai – Raja Ampat mengatakan kondisi geografis Kabupaten Raja Ampat yang terdiri dari gugusan pulau itu menjadi tantangan yang harus dilalui untuk menghadirkan listrik di wilayah tersebut.
“Raja Ampat sebagai kabupaten yang memiliki banyak pulau, tentu saja kami menghadapi tantangan tersendiri. Upaya untuk mengaliri listrik di pulau-pulau yakni melakukan riset dan pengembangan terkait wilayah tersebut, membangun komunikasi dengan penduduk setempat, memiliki akses transportasi untuk menjangkau lokasi, dan melakukan maintenance rutin,” kata Vieri diwawancarai awak media Jubi, Rabu (13/12/2023).
Bagi insan kelistrikan, tanggung jawab mereka menghadirkan listrik hingga ke pelosok merupakan bentuk pengabdian kepada negeri yang akan menjadi kepuasan tak terhingga.
“Berpegang teguh untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan adanya listrik, menjadi semangat dan motivasi kami untuk mengabdi kepada negeri. Semangat,” ujar Vieri.
Lahirnya Inovasi Brilian
PLN Persero melahirkan sebuah inovasi baru di timur negeri berbasis energi bersih ramah lingkungan sebagai solusi mewujudkan pemerataan akses listrik di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).
Inovasi itu dinamakan SuperSUN atau Sorong Ultimate for Electrifying – Surya Power Solusi untuk Negeri, merupakan terobosan baru yang dihasilkan oleh karyawan milenial PLN UP3 Sorong, Unit Induk Wilayah (UIW) Papua dan Papua Barat.
Zainal Arifin, Executive Vice President Technology & Engineering PLN mengatakan, SuperSUN merupakan program untuk melistriki wilayah 3T yang tak lagi harus bergantung pada bahan bakar minyak (BBM). Melalui program SuperSUN, PLN mampu melistriki wilayah 3T dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih murah dan bisa langsung dipasang tanpa investasi yang besar.
Cara kerja SuperSUN sama seperti genset. Namun menggunakan bahan bakar energi surya, sehingga tidak ada emisi gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran. Alat ini dapat dioperasikan secara hybrid dari energi terbarukan dan menyala hingga 24 jam tanpa blackout. SuperSUN dilengkapi dengan storage baterai lithium.
“SuperSUN sendiri lahir dari masalah distribusi listrik yang terhambat dikarenakan jarak, akses, dan kondisi geografis. SuperSUN merupakan salah satu solusi ramah lingkungan untuk melistriki masyarakat di daerah terisolir karena energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik bersumber dari sinar matahari,” kata Vieri.
SuperSUN lahir untuk mewujudkan pilot project Papua Terang. Dengan adanya inovasi ini diharapkan mampu mendukung percepatan rasio elektrifikasi (RE) dan rasio desa berlistrik (RDB) 100 persen demi terwujudnya energi berkeadilan untuk melistriki daerah 3T.
Bermula dari hasil riset dan survei di Kampung Yarweser, Raja Ampat, yang masih dalam kondisi gelap gulita karena belum teraliri listrik hingga pertengahan 2022.
Berkat inovasi SuperSUN, masyarakat di Kampung Yarweser kini bisa menikmati listrik 24 jam.
SuperSUN juga telah menerangi kawasan wisata unggulan di Raja Ampat, Piaynemo. Untuk memasok kebutuhan listrik di kawasan tersebut, PLN memasang satu unit SuperSUN dengan Kwh meter prabayar berdaya 900 VoltAmpere (VA).
“Walau belum sepenuhnya mencakup kampung-kampung di seluruh pulau di Raja Ampat, tapi dari beberapa pulau berpenghuni dan objek wisata, sebagian desa atau kampung sudah bisa menikmati listrik. Kapasitas SuperSUN mulai dari daya 900 VA hingga 1.300 VA,” jelas Vieri.
Terobosan baru PLN di Raja Ampat mendapat ganjaran penghargaan Satyalencana Wira Karya dari Presiden RI, Joko Widodo, pada 10 Oktober lalu.
General Manager PT PLN (Persero) UIW Papua dan Papua Barat, Budiono mengatakan penghargaan tersebut sebagai bentuk motivasi kepada insan kelistrikan untuk terus berkiprah memberikan kontribusi terbaik dalam penyediaan kelistrikan bagi masyarakat di Tanah Papua.
“Rekan-rekan di PLN harus lebih bersemangat untuk mengabdi dan melayani kelistrikan di Papua,” kata Budiono kepada Jubi.
Membawa Harapan Cerah
Hadirnya listrik hijau ramah lingkungan – SuperSUN membawa dampak positif bagi masyarakat wilayah terluar di Kepulauan Raja Ampat.
Listrik yang telah menerangi Kampung Yarweser dan Piaynemo bak oase di padang gurun bagi masyarakat setempat, setelah bertahun-tahun hidup dengan penerangan seadanya.
Sebagian besar warga di sana yang bermata pencaharian sebagai nelayan kini tak perlu lagi menempuh perjalanan via laut sejauh 60 km atau berdurasi 2 jam ke Kota Sorong untuk membeli es batu agar bisa mengawetkan hasil tangkapan mereka.
“Dari yang paling mendasar yakni mempermudah kehidupan sehari-hari. Tentu saja listrik digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari masyarakat di sana. Selain itu bagi masyarakat Raja Ampat yang mayoritas penduduknya nelayan, listrik bermanfaat untuk proses penyimpanan dan pengolahan hasil laut. Di sektor wisata, dengan hadirnya listrik dapat meningkatkan nilai potensi wisata,” ujar Vieri.
Jhonisius Arwakon, salah seorang warga Yarweser senang dengan kehadiran SuperSUN di kampungnya. Lewat inovasi PLN itu ia bersama warga lainnya bisa menikmati listrik 24 jam.
“Dulu kita harus beli BBM 5 liter untuk menyalakan listrik pakai genset, dari jam 6 sore sampai jam 12 malam. Biayanya sangat besar. Saya terima kasih kepada PLN. Listrik yang kami gunakan selain freezer juga untuk aktivitas rumah tangga sehari-hari,” kata Arwakon dikutip dari siaran pers PLN.
Begitu pula dengan yang dirasakan oleh Ruben Lukas, seorang pendeta yang melayani di Kampung Yarweser. Ia mengatakan kehadiran SuperSUN membawa harapan cerah bagi masyarakat di sana.
Aktivitas yang sebelumnya serba terbatas pada malam hari, kini tak lagi menjadi kendala karena listrik sudah bisa dioperasikan 24 jam. Anak-anak juga bisa bebas belajar pada malam hari dengan penerangan yang layak.
“Sebelumnya itu menjadi sebuah kendala bagi masyarakat di Kampung Yarweser ini karena aktivitas sangat terbatas. Namun setelah SuperSUN masuk kami bisa mendapatkan fasilitas penerangan 24 jam,” kata Ruben lewat tayangan video dokumenter PLN.
Tak berhenti di situ, PLN terus berupaya untuk mengaliri listrik di wilayah pelosok Kepulauan Raja Ampat. Saat ini, survei dan pemetaan pembangunan fasilitas kelistrikan di sejumlah desa masih terus digenjot.
“Pembangunan di sejumlah desa yang belum berlistrik sudah melalui tahap survei, serta melalui proses sesuai aturan yang berlaku,” kata Vieri. (Sudjarwo)