Sambut HUT Ke-76, Gereja Harapan Abepura laksanakan Seminar Sejarah GKI di Tanah Papua

GKI Harapan Abepura
Suasana seminar di Gereja Harapan Abepura pada sesi penyampaian materi, sabtu (16/9/2023). Jubi/CR6.

Jayapura, Jubi – Dalam rangka menyambut HUT ke-76 Gereja Kristen Injili atau GKI di Tanah Papua pada 26 Oktober 2023 mendatang, Jemaat GKI Harapan Abepura menyelenggarakan seminar sehari tentang sejarah perjalanan GKI di Tanah Papua sejak 1956. Seminar disasarkan bagi muda-mudi gereja.

Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Harapan Abepura, Pdt. Elieser Gerson Kwalepa mengatakan seminar tentang sejarah berdirinya GKI di Tanah Papua ini disasarkan bagi muda-mudi gereja, sebanyak 188 orang yang berasal dari 81 klasis dan 13 klasis persiapan.

“Masing-masing dua orang, yang mewakili 81 klasis dan 13 klasis persiapan [GKI] di Tanah Papua,” kata Pdt Kwalepa di ruang kerjanya, Sabtu (16/9/2023).

Pdt. Kwalepa mengatakan, dari materi yang diberikan, muda-mudi gereja juga diberikan materi tentang tantangan-tantangan yang dihadapi para pendiri gereja. Lanjutnya, dari tantangan itu, muda-mudi gereja tidak mundur namun menguatkan imannya untuk melanjutkan visi dan misi gereja.

Baca juga :   Pimpinan Gereja di Tanah Papua desak Presiden Jokowi hentikan operasi militer ganti dialog

“Generasi muda ini akan belajar dari orang tua [pemateri] bahwa dalam sejarah yang sedang berlangsung hingga kini [menghadapi] tantangan dan pergumulan orangtua yang dulu berbeda dengan anak muda sekarang tantangan pasti berbeda. Dengan kerangka pikir seperti itu maka kami persiapkan generasi [penerus], bukan hanya untuk generasi muda di GKI Harapan Abepura saja tapi juga generasi muda pada semua Jemaat GKI di Tanah Papua.

“Pertimbangannya [sederhana], kami yang sedang jadi pengurus gereja-gereja sekarang ini, dalam perjalanan kepengurusan massanya kami akan berakhir. Karena itu kami berharap generasi muda nantinya dalam kehidupan sosial yang mereka lalui, mereka tidak terlepas dari urusan-urusan gereja [terutama] sejarah GKI di Tanah Papua,” kata Pdt. Kwalepa.

Baca juga :   Perayaan HUT GKI ke-66 di Jemaat Yo'a'nibi diwarnai parade budaya

Setelah mengikuti seminar sejarah GKI di Tanah Papua sejak pagi hingga sore, perwakilan muda-mudi gereja mengaku tertantang dan mendapatkan tambahan pengetahuan.

Seperti Ella Sanggenaf, Koordinator Persekutuan Anak Muda (PAM) Klasis Port Numbay. Ia mengatakan, sudah seharusnya bagi muda-mudi gereja belajar sejarah berdirinya GKI di Tanah Papua dan meneruskan misi gereja untuk pelayanan dan pemuridan.

Ella berharap dapat menerapkan aturan gereja sebagai identitas pengikut Kristus dalam kehidupannya sehari-hari.

“Sejarah [gereja GKI] seperti identitas yang menjadi nilai-nilai dalam kehidupan, bersaksi, bersekutu, dan melayani Tuhan,” kata Ella, yang juga mengaku dapat informasi baru setelah mengikuti seminar.

Baca juga :   Agenda utama Sidang Sinode XVIII GKI dibahas saat paripurna ke-5 dan ke-6

Seminar ini juga menjadi moment refleksi bagi Saneraro Rumere, anggota PAM Maranatha Polimak. Ia beraharap seminar tentang sejarah beridirinya GKI di Tanah Papua rutin dilakukan bagi muda-mudi.

“Bagusnya lagi kalau diteruskan dalam agenda-agenda menyongsong HUT GKI pada tahun-tahun yang akan datang,” ucap Rumere.

Meski begitu, Sanggenaf dan Rumere berharap metode penyampaian materi dikemudian hari lebih atraktif dan menarik.

“Harapan saya kedepannya kegiatan seperti ini dapat dikemas dengan lebih baik dan lebih sederhana [dalam] segi penyampaian materi. Pemateri bisa pakai bahasa yang lebih mudah untuk dipahami,” kata Sanggenaf. (*)

Komentar
banner 728x250