Jayapura, Jubi – Ketua terpilih Majelis Muslim Papua, Arobi Ahmad Aituarauw menyatakan Majelis Muslim Papua terus berkomitmen memperjuangkan penegakan Hak Asasi Manusia atau HAM di Tanah Papua. Hal itu disampaikan Aituarauw dalam acara penutupan Muktamar III Majelis Muslim Papua di Kota Jayapura, Minggu (12/3/2023) malam.
Aituarauw menyatakan sejak dibentuk pada November 1999, Majelis Muslim Papua (MMP) telah menempatkan penyelesaian persoalan HAM sebagai visi dan misi organisasi itu. Menurut Aituarauw, penegakan keadilan HAM harus terus diperjuangkan, lantaran sampai dengan saat ini HAM menjadi masalah yang tidak pernah terselesaikan di Tanah Papua. “Dari dulu masalah HAM di Papua kan tra pernah selesai,” ujarnya.
Aituarauw menyatakan persoalan yang menjadi perhatian Majelis Muslim Papua adalah persoalan kekerasan TNI/Polri terhadap masyarakat, dan juga konflik horizontal antar masyarakat di Papua. Persoalan HAM itu menjadi salah satu program yang terus didorong Majelis Muslim Papua demi keadilan bagi masyarakat di Papua.
“Yang kita pahami bahwa [pelanggaran] HAM itu [terjadi ketika] tentara tembak masyarakat, itu pelanggaran HAM. [Namun] kita jangan melihat [bahwa dimensi persoalan] HAM itu sebatas [kekerasan seperti] itu, atau [konflik] masyarakat dengan pemerintah. [Konflik antara] masyarakat dan masyarakat [yang] saling baku hantam itu [juga] persoalan HAM, menjadi bagian dari persoalan HAM di Tanah Papua,” ujar Aituarauw.

Ia menyatakan penyelesaian persoalan HAM di Papua membutuhkan peran semua pihak. Ia menyatakan Majelis Muslim Papua akan membangun sinergi dengan lembaga gereja, lembaga adat, maupun pemerintah guna menyelesaikan persoalan HAM yang ada di Tanah Papua. “[Masalah itu harus diselesaikan] melalui pertemuan, diskusi, dialog yaitu sesama umat beragama dan pendekatan kultural [dengan masyarakat adat di Papua],” katanya.
Pelaksana Harian Gubernur Provinsi Papua, Ridwam Rumasukun dalam sambutannya menyatakan umat muslim Papua telah lama hadir dan menjadi bagian integral dalam masyarakat Papua. Ia menyebut umat muslim di Papua hadir memberi warna Islam yang menyatu dengan nilai-nilai luhur dan adat istiadat Papua.
Rumasukun berharap kehadiran Majelis Muslim Papua ikut menjaga kedamaian di Tanah Papua. “Mereka telah menghadirkan Islam yang ramah, Islam yang toleran dan moderat di Tanah Papua. Saya harap kita semua menjaga suasana yang damai di Papua,” katanya.
Rumasukun berharap kehadiran empat provinsi baru di Tanah Papua semakin mempererat hubungan di antara sesama masyarakat di Papua. Ia mengajak masyarakat memaknai pemekaran Papua dan Papua Barat sebagai terang cahaya yang akan membawa perubahan untuk pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat Papua. “Itu momentum yang baik untuk memperkuat perekonomian masyarakat, secara khusus menghadirkan kesejahteraan rakyat Papua,” ujarnya. (*)
