Jayapura, Jubi – Keluarga korban jatuhnya pesawat SAM Air di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan menunggu penjelasan Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT soal penyebab jatuhnya pesawat itu. Hal itu disampaikan Edi Peon selaku perwakilan dari keluarga korban di Kota Jayapura pada Rabu (12/7/2023).
Pesawat SAM Air dengan call sign PK-SMW itu jatuh di pegunungan Distrik Welarek, Kabupaten Yalimo, pada 23 Juni 2023. Pesawat SAM Air itu membawa empat penumpang menuju Piok, Distrik Welarek.
Pesawat itu diterbangkan pilot Hari Permadi dan co-pilot Levi Murib, dan keempat penumpang pesawat itu adalah Roni Haleroan, Abeth Haleroan, Dormina Haleroan, dan Petrus Kepno. Keenam penumpang dan awak pesawat itu ditemukan meninggal, dan keluarga ingin mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. “Apakah pesawat tersebut jatuh akibat cuaca buruk atau ada faktor penyebab lain,” kata Edi Peon kepada pihak SAM Air di Kota Jayapura, Rabu (12/7/2023).
Menurut Peon, hal itu menjadi pertanyaan pihak keluarga, karena sampai saat ini belum ada penjelasan resmi soal penyebab jatuhnya pesawat milik SAM Air tersebut. “Mungkin hal itu bisa dijelaskan,” ujarnya.
Pimpinan Base Sentani PT SAM Air Minarno menjelaskan bahwa informasi awal yang didapat pihak maskapai adalah pesawat itu mengalami kecelakaan karena cuaca buruk. Meskipun demikian, Minarno meminta pihak keluarga korban bersabar menunggu penjelasan KNKT terkait faktor penyebab jatuhnya pesawat itu.
“Tim KNKT nanti yang akan simpulkan semua. Tim SAR pada saat itu sudah berusaha coba mengangkat komponen pesawat yang diperlukan [untuk investigasi penyebab jatuhnya pesawat]. Akan tetapi, karena lokasi jatuhnya pesawat sangat terjal, kondisinya tidak memungkinkan. Ekor pesawat hanya terganjal batu saja. Jadi, apabila tergoyang, maka [badan pesawat] akan jatuh,” jelas Minarno.
Menurutnya, tim KNKT telah melihat kondisi jatuhnya pesawat melalui udara. Hanya saja kotak hitam pesawat itu belum ditemukan. “Seluruh armada SAM Air dilengkapi dengan kotak hitam dan bisa dicek datanya. Tapi kotak itu belum ditemukan oleh tim SAR,” katanya.
Hal itu dibenarkan Inspektur Pengawasan Daerah Kepolisan Daerah Papua, Kombes Alfred Papare. Ia mengatakan kesimpulan soal faktor penyebab jatuhnya pesawat lebih tepat isampaikan langsung oleh pihak KNKT.
“Kami belum tahu kapan itu akan umumkan itu, tapi yang jelas masih dalam tahap penyelidikan. Hari ini kami hanya sampaikan hasil identifikasi seluruh korban, sebab itu memang tugas kami,” kata Papare.
Adik kandung Kapten Hari Permadi, Choirul Sidik menyampaikan jika kepergian kakak kandungnya sudah diterima dengan iklas oleh pihak keluarga. Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila ada kesalahan yang dibuat almarhum selama bertugas. (*)