Manokwari, Jubi – Pengelola Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Manokwari, Papua Barat mengeluhkan minimnya perhatian Dinas teknis yang mengakibatkan pelayanan kepada masyarakat nelayan di daerah itu tidak berjalan maksimal.
Kepala PPI Manokwari, Toni Dance Kandami mengatakan fasilitas PPI Manokwari cukup lengkap, namun tidak dapat dimanfaatkan karena berbagai kendala hingga minimnya perhatian Dinas teknis.
“Kami hanya melaksanakan rutinitas kantoran, karena 90 persen fasilitas PPI Manokwari untuk para nelayan tidak berfungsi sama sekali, sementara usulan kami ke Dinas Perikanan dan Kelautan Papua Barat tidak pernah mendapat perhatian,” kata Kandami, Senin (30/5/2022).
Ia mengatakan bahwa sejumlah fasilitas PPI Manokwari seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Cold Storage hingga Pelabuhan Perikanan tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana peruntukannya.
“Papua Barat kehilangan banyak sumber Pendapatan Asli Daerah atau PAD karena fasilitas PPI tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Dance juga mengeluhkan kondisi keamanan sekitar kawasan PPI Manokwari menjadi penyebab kapal ikan enggan bertambat di pelabuhan PPI dan memilih bertambat di dermaga Fasharkan TNI AL.
“Pagar di kawasan pelabuhan PPI Manokwari sudah rusak, kapal-kapal ikan yang sering masuk tidak nyaman karena sering didatangi oknum warga dalam kondisi mabuk, sehingga mereka (kapal ikan) lebih aman bertambat di dermaga Fasharkan TNI AL,” ujar Dance.
Selanjutnya, Arifin satu di antara nelayan ikan tuna di Manokwari mengatakan potensi ikan di perairan Manokwari khusus ikan tuna cukup menjanjikan namun nelayan tidak bisa mencari lebih banyak karena keterbatasan sarana pendingin.
“Kami hanya bisa awetkan ikan hasil tangkapan dengan es blok yang dijual eceran oleh masyarakat pesisir Manokwari. Hasil banyak, tapi sulit untuk diawetkan karena Manokwari belum ada rantai pendingin atau cool storage yang aktif,” ujar Arifin. (*)
Discussion about this post