Jayapura, Jubi – Sejak 20 tahun terakhir belum ada penambahan kapasitas air bersih (masih 895 liter per detik) melalui sumber-sumber air yang sudah ada. Hal ini dapat menyulitkan pengembangan Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Jayapura dan masyarakat, terutama dalam mendapatkan air bersih seiring terus meningkatnya jumlah penduduk.
“Penyiapan air Danau Sentani sebagai sumber air baku untuk kebutuhan air bersih agar dapat dimanfaatkan masyarakat,” ujar Direktur Utama PDAM Jayapura, Entis Sutisna di Kantor PDAM Jayapura, Kamis (14/7/2022).
Guna menjamin kebutuhan air bersih, baik di Kota/Kabupaten Jayapura, dikatakan Entis, ia sudah berkomunikasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam rangka percepatan penyiapan lahan seluas dua hektare, untuk pembangunan water treatment atau instalasi pengolahan air.
“Kami sudah temukan titik lokasinya, yaitu 300 mdpl (meter di atas permukaan laut) di Skyline, Distrik Jayapura Selatan. Kendalanya belum bisa dilaksanakan karena ketersediaan lahan. Dianggarkan dalam APBD perubahan Pemkot Jayapura Rp 10 miliar,” ujar Entis.
Dikatakan Entis, PDAM Jayapura sudah melakukan survei sampai lima kali di lokasi tersebut, dengan melibatkan Balai Wilayah Sungai Papua, Balai Prasarana Permukiman Papua, Dewan Pengawas PDAM, dan Pemkot Jayapura.
“Rencananya tanggal 19 Juli 2022, kami akan melaksanakan fokus grup diskusi. Kami juga melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemilik hak ulayat,” ujar Entis.
Menurutnya, hal itu dilakukan dalam rangka percepatan penyelesaian tanah pada 2022, sehingga 2023 nanti pemerintah pusat bisa menganggarkan dana pembangunan water treatment sekaligus reservoar.
“Bila itu sudah dilakukan, maka 2024 sudah dilakukan pembangunannya. Dan, pada 2025 air baku Danau Sentani sebanyak 300 liter per detik sekali produksi atau 3-6 jam sudah bisa dimanfaatkan masyarakat menjadi air bersih,” katanya.
Entis berharap rencana ini mendapat dukungan dari semua pihak, karena sangat dibutuhkan penambahan kapasitas produksi air, sebab selama ini masih berharap pada sumber air yang saat ini sudah mulai berkurang, diakibatkan akses masyarakat semakin mudah ke sumber air dan penebangan hutan secara ilegal.
“Kami tidak akan melakukan produksi secara terus menerus atau 1×24 jam, tapi sebagai upaya memastikan penambahan kapasitas produksi saja untuk menjamin kualitas pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, pipa dari Danau Sentani bisa tembus ke Skyline, kemudian dipasok ke beberapa lokasi yang sudah terkoneksi dengan pipa transmisi Kojabu.
“Yang sekarang mendesak adalah pembanguann water treatment, jalur pipa transmisi dari jalan alternatif Waena sampai Skyline. Kalau itu sudah terbangun tinggal dikoneksikan dengan pipa yang ada,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!