Sentani Jubi – Hingga kini, gedung SMP Negeri 1 Sentani masih disegel pemilik hak ulayat, sehingga para muridnya harus bersekolah dengan menumpang di sejumlah sekolah lain. Kepala SMP Negeri 1 Sentani, Yokbeth Wally menyatakan pihaknya masih menunggu petunjuk Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura terkait penerimaan murid baru pada tahun ajaran 2022/2023.
Wally menyatakan SMP Negeri 1 Sentani berencana untuk tetap menerima pendaftaran peserta didik baru pada tahun ajaran 2022/2023. Akan tetapi, ia menyatakan pihaknya belum mengetahui teknis penerimaan murid baru dalam situasi gedung SMP Negeri 1 Sentani yang masih disegel.
“Sampai sekarang kami belum mendapatkan informasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, apakah kami melakukan penerimaan murid baru di SD Abeale, atau kami kembali ke gedung sekolah kami,” kata Wally kepada Jubi di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Rabu (25/5/2022).
Wally menyatakan pihaknya akan melaksanakan apapun arahan Dinas Pendidikan. “Pada dasarnya, kami menunggu keputusan Dinas Pendidikan, karena kami ada di rumah orang, dan semua harus ada izin dari atas, [apakah] SMP Negeri 1 tetap menerima siswa baru,” ujarnya.
Menurut Wally, dalam kondisi normal, SMP Negeri 1 Sentani setiap tahun menerima sekitar 280 peserta didik baru yang akan dibagi dalam sembilan rombongan belajar/kelas. “Setiap [jenjang kelas] ada sembilan kelas, baik keas VII, VIII, dan IX. Untuk totalnya, [di gedung] sekolah kami ada 27 ruang kelas,” kata Wally.
Ia menjelaskan pendaftaran peserta didik baru SMP di Kabupaten Jayapura akan berlangsung pada 28 Juni 2022. “Sesuai dengan edaran dinas, penerimaan murid baru akan dilakukan pada 28 Juni 2022, cuma berlangsung tiga hari saja,” tuturnya.
“Secara pribadi, saya tetap optimis kami akan menerima siswa baru, dan kami akan tetap mengajar anak-anak dengan kondisi apapun. Kami akan tetap transfer ilmu ke siswa didik kami, walaupun harus belajar siang,” ujar Wally.
Salah satu orangtua siswa SMP Negeri 1 Sentani, Albert Gombo menyatakan dirinya prihatin dengan kondisi gedung SMP Negeri 1 Sentani yang disegel masyarakat adat, sehingga anaknya harus bersekolah dengan menumpang di sekolah lain. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Jayapura segera menyelesaikan sengketa tanah ulayat itu.
“Hal ini harus dibicarakan secepatnya, karena pendidikan sangatlah penting. Apakah penerimaan siswa baru juga akan berlangsung seperti ini? Jangan biarkan generasi ini tumbuh dengan satu beban, beri mereka ruang untuk belajar lebih luas,” ucapnya. (*)
Discussion about this post