Jayapura, Jubi – Peran guru sebagai pilar penting pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan untuk menjadikan generasi penerus bangsa yang unggul, berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing.
Guna merealisasikan itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura menggelar kegiatan pelatihan pendampingan guru penggerak tingkat PAUD, SD, dan SMP di SMP Negeri 1 Jayapura, Kamis (11/8/2022).
“Peran guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Abdul Majid.
Dikatakannya, guru penggerak menggerakkan komunitas praktisi. Artinya, guru penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan guru, baik di sekolah maupun wilayahnya.
“Guru penggerak menjadi pelatih dan mentor bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah, sehingga termotivasi untuk terus meningkatkan kinerjanya,” ujarnya.
Dikatakannya, guru penggerak mendorong kolaborasi antar guru, dengan membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah. Guru menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan muridnya menjadi lebih baik lagi,” jelasnya.
Terkait dengan kegiatan pelatihan pendampingan guru penggerak tingkat PAUD, SD, dan SMP di SMP, dikatakannya, diikuti sebanyak 100 guru penggerak dari angkatan pertama dan angkatan enam dan guru potensial dari.
“Nara sumber dari Balai Guru Penggerak Papua, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Papua, fasilitator nasional, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura,” jelasnya.
Kepala Balai Guru Penggerak Papua, Fathurahma mengatakan, guru penggerak sebagai calon pemimpin (pengawas, fasilitator, dan kepala sekolah) di masa depan.
“Mengerakkan teman-teman di sekitarnya [sesama guru] sehingga ada peningkatan dalam proses pembelajaran. Kami memotivasi pemda [pemerintah daerah] agar mengintervensi kegiatan yang dilakukan guru. Jumlah guru penggerak di Papua 192 orang,” ujarnya. (*)
Discussion about this post