Jayapura, Jubi – Ruth Somisu dan Desi Esema, merupakan alumni lulusan dari kampus di Amerika yang berkeinginan sekaligus mengajak generasi muda Orang Asli Papua (OAP) untuk mengubah mindset atau pola pikir dalam berkarya memajukan Tanah Papua.
Keduanya ingin agar revolusi berpikir anak muda Papua, tidak terfokus dan masih berpikir untuk bekerja dan mengabdi sebagai pegawai negeri atau Aparatur Sipil Negara (ASN), namun sudah waktunya melirik sektor swasta atau berwiraswasta.
โKami mengajak anak muda OAP untuk sama-sama maju. Membangun Papua tidak harus menjadi PNS, karena saat ini peluang dan potensi ekonomi Papua di sektor swasta wirausaha sangat besar,โ kata Ruth Somusi, pengajar kelas bisnis dan bio kerawausahan di Sekolah Tinggi Bio Sains (STBS) Swadiri Jayapura, Sabtu (11/6/2022).
Ruth Somisu dan Desi Esema adalah penerima beasiswa pendidikan dari Pemerintah Provinsi Papua yang telah menyelesaikan studi di Western Michigan University (WMU) dan University of Alabama at Birmingham, Amerika Serikat tahun 2020 lalu.
Saat ini Ruth dan Desi juga bergabung pada sebuah lembaga yakni Gabungan Wirausaha Muda Papua (GARAP).ย Keduanya bersama para pendiri dan mentor di GARAP merangkul anak-anak muda Papua untuk bersama-sama membuka peluang-peluang ekonomi baru di sektor wirausaha.
โSaya mendapat beasiwa tahun 2015. 10 bulan ikut pembekalan dan pembinaan di Jakarta Internasioanal College (JIC) dan mulai masuk kuliah tahun 2017 di Amerika dengan jurusan manajemen dan operasi penerbangan. Saat ini, bersama-sama kaka-kaa pendiri GARAP, kami mengedukasi anak-anak muda Papua untuk membuka peluang wirausaha,โ ujar Desi Esema, pemudi asal Yahukimo.
Keduanya mengapresiasi kebijakan Gubernur Papua, Lukas Enembe, yang konsen membangun Sumber Daya Manusia (SDM) asli Papua melalui program pemberian beasiswa bagi pelajar dan mahasiwa OAP yang kuliah di dalam negeri maupun luar negeri.
Menurut Ruth, program beasiswa ini wajib mendapat perhatian prioritas dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua karena sangat membantu generasi Papua dalam mengenyam pendidikan di berbagai jenjang studi.
โProgram beasiswa ini sangat baik. Hari ini mungkin belum kelihatan, namun 10 tahun hingga 20 tahun dampaknya pasti positif,โ ujar Ruth Somisu.
Desi Esema mengaku dengan mendapat beasiswa dari Pemprov Papua dan kuliah di Amerika, dia mendapatkan banyak pengalaman sebagai mahasiswa internasional.ย Selain ilmu pengetahuan yang diperoleh, ia bersama-sama mahasiswa asal Papua juga dididik para ahli dan dosen luar negeri dengan disiplin tinggi.
โSa [saya] dapat banyak hal dan pengalaman luar biasa saat kuliah diluar negeri. selain ilmu pengetahuan. Kami dapatkan pengalaman diajar para ahli dengan disiplin yag luar biasa. Sa [saya] minta program beasiswa bagi anak-anak OAP harus tetap dilanjutkan demi perubahan Tanah Papua,โ kata Desi.
Ruth dan Desi juga mengajak mahasiswa OAP di berbagai universitas di dalam negeri maupun luar negeri untuk sungguh-sungguh kuliah tepat waktu agar bisa kembali ke tanah air membangun tanah Papua.
โKesempatan kuliah hanya datang satu kali, jadi kami ajak adik-adik yang masih kuliah untuk fokus belajar supaya lulus tepat waktu dan kembali bangun Papua,โ ajak Ruth.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Aryoko AF Rumaropen, mengapresiasi para mahasiswa-mahasiswi Papua yang sudah menyelesaikan kuliah tepat waktu dan saat ini kembali ke Papua membantu pemerintah membuka peluang-peluang usaha baru.
Pemprov Papua, kata Rumaropen, tetap komitmen membangun SDM OAP demi membangun masa depan Tanah Papua yang lebih maju.
โBapak Gubernur Lukas Enembe memberi perhatian khusus untuk SDM Papua. Beliau sangat konsen membangun Papua melalui pendidikan,โ ujar Rumaropen.
Ruth Somisu, asal Tanah Merah, Kabupaten Jayapura adalah penerima beasiswa Pemprov Papua yang lulus studi S1 di Corban Universitas jurusan Matematika dan menyelesaikan S2 di University of Alabama at Birmingham program studi Bisnis Administrasi.
Sedangkan Desi Esema, asal Yahukimo menyelesaikan kuliah S1 di Western Michigan University (WMU) jurusan Bisnis dan Operasi Pesawat.
Mengembangkan Kemampuan
Pendiri Gabungan Wirausaha Muda Papua (GARAP) Alo Jufuway mengatakan pemuda harus banyak memanfaatkan sumber daya serta kemampuan diri, terutama dalam bentuk pengembangan skill atau kemapuan.
Pemuda harus mengasah kemampuan apapun yang dimiliki untuk pengembangan diri dan produknya.
โDan skill dia untuk bermitra dengan wirausaha di Papua maupun di luar Papua,โ ujarnya.
Menurut Alo, saat ini pemuda sangat dibutuhkan, karena sebagian besar pelaku ekonomi di Papua adalah orang tua, seperti penjual pinang, noken, dan bermacam produk khas Papua.
โOrang tua paling banyak, anak muda kurang,โ katanya.
Setidaknya 99 persen pemuda Papua, kata Alo, harus ada pada sektor pengembangan ekonomi kreatif dan cukup 1 persen di bidang, karena memang pemuda harus berpolitik.
โTapi kalau ingin saya bilang juga, harus 100 persen, karena kalau anak mudanya sudah kreatif dan pindah ke politik, pasti politiknya lebih kreatif,โ ujarnya.
Kendala terbesar yang dihadapi pemuda Papua, katanya, tidak memiliki skill. Banyak orang yang ingin mendapatkan sesuatu tapi tak memiliki skiil. โKita bukan tak punya uang, tanya anak muda sekarang, punya motor bagus dia punya, apakah hidup di kos-kosan, ya di di kos-kosan, kuliah ke luar negeri, ya ada yang kuliah ke luar negeri,โ katanya.
Jadi masalah pemuda saat ini menurut Alo tidak mempunyai skill. Itulah tujuan GARAP melakukan pelatihan untuk mengembangkan skill pemuda Papua. Sasarannya, orang-orang yang datang dapat memberikan dukungan, baik relasi maupun invenstasi akan menghampiri karena pemuda memiliki skill.
GARAP sejak 2015 membuat pelatihan bagi pemuda, seperti pelatihan digital marketing, manajemen keuangan, barista, fotografi, dan pelatihan memulai usaha baru. โKitong pu (punya) pelatihan paling keren buat orang yang nggak paham bisnis, itu kitong pu pelatihan bisnis metode kanvas, bagaimana bahwa ko pu [kamu punya] imajinasi ditaruh di kanvas, jadi metode tinggal dijalankan saja,โ ujarnya.
Untuk meningkatkan minat usaha, kata Alo, GARAP juga melakukan kegiatan โsharing dayโ secara offline dan online untuk pelatihan, kelas motivasi, dan pengembangan ide bisnis. (*)
Discussion about this post