Jayapura, Jubi – Hingga kini belum ada laporan mengenai adanya kasus hepatitis akut di Provinsi Papua. Masyarakat diminta agar melakukan pemeriksaan kesehatan apabila timbul gejala hepatitis.
“Belum ada laporan [adanya hepatitis akut] dari rumah sakit maupun Puskesmas,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum.
Hepatitis akut memiliki gejala perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat), kulit menguning dan gatal, nyeri sendi atau pegal-pegal, demam tinggi, mual, muntah atau nyeri perut. Penurunan nafsu makan, lesu, diare dan penurunan kesadaran.
“Di seluruh dunia sebenarnya ada kasus hepatitis. Jenis Hepatitis juga banyak ada Hepatitis A,B,C,D,E,” ujar Rumaimum kepada Jubi melalui pesan whatsapp, Kamis (05/05/2022).
Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit kemudian menerbitkan nomor surat HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kasus hepatitis akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah ditemukan lebih dari 170 kasus di 12 negara. Di Indonesia 3 anak-anak meninggal dunia akibat terserang hepatitis akut pada akhir April 2022.
Hasil pemeriksaan Laboratorium tidak ditemukan virus Hepatitis A,B,C,D dan E. Akan tetapi dalam beberapa kasus ditemukan SARS-COv-2 dan/atau Adenovirus. Sehingga dibutuhkan pemeriksaan pathogen (biologis maupun kimiawi) masih dilakukan lebih lanjut.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Papua, dr. Antonius Oktavian mengatakan penyebab hepatitis bisa ada macam-macam, misal Hepatitis A,B,C,D,E karena virus, bisa juga bakteri amoeba atau salmonella thyposa yang biasa dikenal dengan Hepatitis thyposa.
“Nah, yang lagi booming (hepatitis akut) ini belum diketahui penyebabnya. Tapi kalau dilihat dari mendadaknya kemungkinan besar virus. Tapi virus apa tepatnya itu yang belum ketahuan,” kata Antonius kepada Jubi melalui pesan whatsapp, Jumat (06/05/2022).
Selain itu juga Hepatitis karena obat-obatan (hepatitis drug induced) seperti terlalu banyak konsumsi Parasetamol, bisa juga konsumsi jamu jamuan yang rusak karena jamur (Hepatitis karena aflatoksin) dan hepatitis karena konsumsi minuman keras (alkohol).
“Penularanya kalau Hepatitis virus B lewat sex, air liur bahkan keringat [sentuhan], Hepatitis C bisa jarum suntik dan Hepatitis virus lainnya lewat makanan dan air,” ujarnya.
Antonius mengatakan jika ditemukan gejala hepatitis segera melakukan pemeriksaan terutama bagi anak-anak karena bisa berakibat fatal, yakni meninggal dunia. Karena biasanya daya tahan tubuh anak belum kuat daripada orang dewasa. Sedangkan gejala biasanya demam, lemas, gangguan pencernaan (mual,muntah,diare), kencing warna teh, dan penyakit kuning (kuku,kulit,mata warna kuning).
“Fatal tidaknya tergantung penyebab dan juga tergantung daya tahan tubuh dan cepat atau tidak penanganannya atau pengobatan,” katanya.
Antonius menyampaikan agar terhindar dari penyakit terutama hepatitis perlu mulai dari pribadi dengan menerapkan perilaku hidup sehat seperti cuci tangan, mandi teratur dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan minum vitamin, olahraga dan istirahat.
“Perlu menjaga kebersihan lingkungan, memasak air minum, tidak menggunakan alat makan bersama sama karena ada Hepatitis yang menular karena menggunakan alat makan bersama sama,” ujarnya.(*)
Discussion about this post