Jayapura, Jubi – Komandan Operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB Komando Daerah Pertahanan III Wilayah Ilaga, Numbuk Telenggen menyatakan pihaknya tidak bisa menerima langkah aparat keamanan menangkap Komputer Tabuni alias Alenus Tabuni. Telenggen menyatakan pihak akan menghalangi dan menolak pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah pada November 2024.
Hal itu dinyatakan Numbuk Telenggen ketika dihubungi melalui panggilan telepon pada Selasa (5/3/2024). Telenggen mengakui Komputer Tabuni alias Alenus Tabuni yang ditangkap di depan Puskesmas Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, pada 18 Februari 2024 lalu adalah anggotanya.
“Hari ini, [selama pelaksanaan] Pemilihan Presiden dan Pemilihan Umum, kami tidak melakukan gerakan. Tetapi TNI/Polri menangkap Komputer Tabuni di Kago, Ilaga. Kami perlu mengingatkan, TPNPB akan melakukan gerakan menolak semua kegiatan NKRI di Tanah Papua, khususnya di Kabupaten Puncak,” kata Telenggen.
Menurut Telenggen, Komputer Tabuni alias Alenus Tabuni adalah anggota TPNPB Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Wilayah Ilaga. “Komputer Tabuni adalah anggota aktif TPNPB Kodap III Wilayah Ilaga. Saat polisi menangkapnya, dia membawa sebuah pistol,” katanya.
Telenggen mengakui bahwa pihaknya telah melakukan perampasan senjata api jenis SS1 milik anggota Pos Polisi Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan atau KP3 Udara Bandara Ilaga, Puncak, pada 1 Februari 2024. Akan tetapi, Telenggen membantah jika Jukius Tabuni yang ditangkap Satuan Tugas Penegakan Hukum Operasi Damai Cartenz pada Sabtu (2/3/2024) adalah anggota TPNPB.
“Saya mau tegaskan bahwa Jukius itu bukan anggota TPNPB. Jukius itu warga sipil biasa yang ditangkap dan diinterogasi oleh TNI/Polri. Saya dengar dia telah dibebaskan, karena tidak ada bukti. Anggota saya yang merampas senjata itu ada sama-sama dengan saya. Jadi tentara atau polisi jangan sembarang main tangkap warga sipil,” kata Telenggen.
Telenggen menegaskan pihaknya akan mengganggu semua agenda pemerintah Indonesia. “Saya selaku komandan operasi perlu menegaskan bahwa semua bentuk kegiatan pemerintah Indonesia di Puncak, kami akan batalkan dengan aksi aksi kami di lapangan. Kami akan terus melakukan perlawanan sampai mengusir Indonesia dari tanah air kami,” katanya. (*)