Sentani, Jubi – Tokoh perempuan dari wilayah adat Tabi telah melaksanakan pertemuan bersama dan bersepakat untuk bersaing dan merebut kursi-kursi parlemen jelang pelaksanaan Pemilihan Umum mendatang. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Beleybhey Obhe Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, pada minggu sore (12/3/2023).
Penggagas kegiatan dan pertemuan tersebut, Rita Tokoro mengatakan, tujuan pertemuan adalah mempersatukan seluruh ide dan pendapat serta masukan dari tokoh – tokoh perempuan di wilayah adat Tabi, baik secara individu maupun komunitas, ikatan – ikatan perempuan adat, serta forum yang ada. “Waktunya memang singkat, tetapi antusiasme dan respons dari seluruh perempuan tabi yang hadir sangat luar biasa,” ujar Rita saat dihubungi di Sentani, Senin (13/3/2023).
Dikatakan, pada pertemuan itu turut hadir tokoh perempuan Tabi yang saat ini menduduki jabatan sebagai anggota MRP maupun DPR serta mereka yang pernah menduduki jabatan penting di pemerintahan. “Ada sosialisasi juga kepada mereka terkait proses perekrutan dan syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk masuk di jajaran parlemen,” katanya.
Menurutnya, ada target-target yang memang diincar dan harus direbut sebagai perwakilan perempuan di parlemen. Oleh sebab itu, dukungan penuh dari semua pihak di wilayah tanah Tabi sangat diperlukan. “Sudah ada yang berkomitmen dengan menyatakan kesiapan mereka, saat ini yang dibutuhkan juga rekomendasi dukungan dari organisasi, forum dan ikatan perempuan yang legal terdaftar di pemerintah untuk dapat memberikan dukungannya,” kata Tokoro.
Sementara itu, perwakilan Pokja Perempuan MRP, Orpa Nari mengatakan, negara melalui institusi partai serta Undang – Undang Pemilu memberikan legitimasi 30 persen keterwakilan perempuan untuk terlibat aktif dalam perhelatan politik praktis.
Menurutnya ini kesempatan serta momentum yang harus direbut dan dimanfaatkan sebaik mungkin. “Dalam rapat dan pertemuan kemarin juga sudah kami sampaikan bahwa secara aturan harua ada keterwakilan perempuan, dan kesempatan ini tidak boleh disia-siakan,” kata Nari.
Menurutnya, saat ini yang diperlukan adalah bagaimana perempuan itu sendiri menyiapkan diri berada di masyarakat dan dilihat sebagai seorang figur perempuan yang bisa diharapkan mewakili masyarakat di parlemen. “Wawasan serta pengetahuan menjadi dasar yang penting, sehingga ketika tiba saat nya kita mampu bersaing dengan sejumlah perempuan, laki-laki yang juga mengikuti pesta demokrasi ini,” ucapnya. (*)