Mowanemani, Jubi – Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau Menko PMK, Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah.
Kedatangannya itu juga termasuk melihat dari dekat insiden yang terjadi pada Kamis, 13/7/2023, yang menewaskan dua pemuda asli Dogiyai, pembacokan terhadap satu orang anggota Brimob dan satu orang sopir lintas serta pembakaran rumah milik warga asli maupun kalangan migran.
Muhadjir Effendy itu didampingi Plh Sekda Papua Tengah, Anwar H. Damanik dan kepala dinas sosial Papua Tengah, Nenu Tabuni itu langsung dijemput oleh Pj Bupati Dogiyai, Petrus Agapa dan sejumlah anggota DPRD setempat di Bandara Mowanemani.
Menko PMK dan Pj Bupati Dogiyai langsung berkunjung di lokasi terjadinya kebakaran, di beberapa tempat di sekitar kota Mowanemani. Selain mengunjungi rumah warga yang terbakar,pihaknya menyempatkan waktu melihat dari dekat sejumlah gedung kantor pemerintahan yang terbakar termasuk kantor Bupati.
Menteri Muhajir Effendi meminta kepada aparat penegak hukum harus mewaspadai agar ke depan tak boleh terjadi peristiwa serupa dengan cara memberikan efek jera kepada pelaku.
“Agar tidak terjadi masalah yang sama di kemudian hari, peristiwa kali ini harus diusut tuntas sampai ke akar-akarnya. Apabila pihak kepolisian mengusut masalah ini sampai ke akar-akarnya, maka masyarakat juga akan merasakan keadilan dan kemungkinan besar kedepan tindakan akan terjadi masalah yang sama seperti sekarang. Maka itu, saya berharap segera usut total,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada pemerintah daerah agar segera mendata jumlah korban orang yang sudah meninggal dunia, luka-luka maupun korban kebakaran rumah.
“Data harus lengkap yang disertakan dengan alamat domisili sesuai KTP yang sudah ada dan segera berikan kepada kami, agar bisa diberikan bantuan-bantuan sosial baik dari kementerian sosial, kementerian pemberdayaan manusia dan kebudayaan maupun juga dari kementerian PUPR,” ujarnya.
Kesempatan itu pihaknya telah menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Pemda setempat untuk selanjutnya melalui dinas terkait bisa salurkan bantuan bahan makanan kepada pihak korban kebakaran.
Pj Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk yang diwakili Plh Sekda Anwar H. Damanik mengatakan, selama ini Dogiyai selalu terjadi bakar membakar kios, ruko, rumah warga dan juga membakar perkantoran.
Peristiwa kali ini,kata dia, pihaknya sudah menerima laporan bahwa sudah tiga orang korban, ada anggota yang terkena busur panah dan 70 rumah sudah dibakar hangus.
“Pemerintah Dogiyai sejauh ini bisa dikatakan hampir lumpuh total. Banyak pengawai (ASN) Dogiyai sudah mengajukan pindah ke pemerintah provinsi Papua tengah.
Hal ini karena Dogiyai dinilai tidak aman. Pemerintah Dogiyai harus kerjasama dengan pemerintah provinsi Papua Tengah untuk sama-sama menciptakan lapangan pekerjaan agar membuat masyarakat sibuk dengan pekerjaan,” ujar Damanik.
Dalam waktu dekat, pemerintah Provinsi Papua Tengah juga akan turunkan bantuan berupa sembako dan juga untuk perumahan bagi korban kebakaran
Pj Bupati Dogiyai Petrus Agapa mengapresiasi Menko PMK dan pemerintah provinsi Papua Tengah yang sudah datang melihat kondisi secara langsung, memberikan perhatian serius dan memberikan bantuan sosial.
Agapa berpesan kepada Menko PMK agar mohon sampaikan kepada menteri-menteri terkait yang lain di Jakarta agar selain memberikan bantuan sembako, dapat juga memberikan perumahan yang baik bagi warga maupun perkantoran yang sudah terbakar habis bisa dibangun kembali.
“Dengan adanya peristiwa ini, selain korban nyawa dan rumah harta benda, ada sarana prasarana yang ikut rusak seperti jaringan Telkomsel terganggu dan listrik pun tidak menyalah, sudah menjelang satu minggu,” katanya.
Ketua Komisi I DPRD Dogiyai, Yusak Ernes Tebai meminta kepada pemerintah pusat, pemprov Papua Tengah dan pemkab setempat harus sama -sama mencari solusi, agar masyarakat di tingkat kampung bisa sibuk dengan masing-masing pekerjaan.
“Bicara antar pimpinan baik ekekutif, legislastif dan yudikatif pasti ada solusi tapi harus juga ada solusi bagi rakyat di tingkat kampung,” ucapnya.
Tebai juga menegaskan, korban kebakaran tidak hanya masyarakat pendatang, tapi juga masyarakat asli Dogiyai. Diharapkan pihak yang mendata harus sesuai kejadian tanpa memihak pihak tertentu. “Itu supaya ketika bantuan diberikan tidak hanya diterima oleh masyarakat pendatang saja, tapi harus diterima juga oleh masyarakat asli Dogiyai sama-sama menjadi korban,” ucapnya.
“Kami (DPRD) juga tidak tinggal diam, ketika terjadi masalah sampai hari ini, kami juga sudah bekerja secara maksimal dalam rangka mencari kedamaian di tanah Dogiyai,” ujarnya. (*)