Nabire, Jubi – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Provinsi Papua Tengah Marten Ukago mengatakan, 120 siswa yang terdiri dari satuan SD, SMP dan SMA – SMK asal Papua Tengah yang akan diberangkatkan ke Sekolah GenIUs Tangerang pada hari Sabtu, (27/1/2024) agar tidak diperbolehkan pulang berlibur ke orang tua.
Hal itu ditegaskan Ukago ketika menggelar rapat koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah sebagai penanggung jawab bersama pihak Sekolah Genius yang dihadiri langung oleh Kepala Sekolah GenIUS sekaligus Manager Sekolah Genius Ria Stefani, dan psikolog Sekolah GenIUS Robby Siregar dan para siswa serta para orang tua murid yang berlangsung di aula kantor Disdikbud Papua Tengah, Rabu, (24/1/2024).
“Saya dan ibu Penjabat Gubernur (Ribka Haluk) kirim anak-anak Papua Tengah sebanyak 120 orang ini supaya belajar dan kemudian hari bisa menggantikan kami. Jadi selama dua tahun lebih ini anak-anak tidak boleh datang libur ke sini lagi,” kata Kadis Dikbud Provinsi Papua Tengah Marten Ukago dijemput tepukan tangan para orang tua.
Ia memperingatkan, jika kemudian hari seperti libur natal terbukti seseorang siswa datang berlibur, maka ia menegaskan tak segan-segan memutuskan pembiayaan sekolah.
“Kalau datang libur, berarti anak tersebut kami putuskan pembiayaan. Biar orang tua saja yang tanggung jawab. Sebab kami bayar mahal dan kami mau kita punya anak-anak Papua Tengah juga bisa berkembang dan menjadi manusia di kemudian hari,” kata Ukago.
Penegasan tersebut disampaikannya menjawab pertanyaan para orang tua terkait libur setelah mendengar penjelasan dari Kepala Sekolah GenIUS sekaligus Manager Sekolah Genius Ria Stefani, bahwa pihaknya bakal mengizinkan libur natal ke orang tua dengan sejumlah syarat.
“Sebagai orang yang paling bertanggung jawab kepada anak-anak, saya tidak izinkan libur selama dua tahun lebih. Jadi siswa SD yang kelas VI harus tamat begitu juga dengan SMP dan SMA baru bisa pulang libur. Kalian harus belajar mandiri, harus ikuti aturan di sekolah dan asrama tapi lebih penting juga pembentukan karakter, bukan hanya panting,” katanya.
Namun kata Ria, tak menutup kemungkinan anak-anak tetap di asrama atau lingkungan sekolah sebab ia dan tim tetap mendampingi para siswa selama liburan.
“Hampir ratusan anak-anak Papua tetap libur di asrama. Selama libur kami tetap jalankan program kepada anak-anak. Jadi anak-anak tidak merasakan kesepian atau rindu sama orang tua. Saya juga tidak pernah libur, hanya urus anak-anak saja,” kata Ria.
Ia menjelaskan arti sekolah GenIUS yaitu Generasi Indonesia Jaya untuk Semua yang didirikan untuk memberikan layanan pendidikan bagi pelajar asal Indonesia Timur. GenIUS percaya bahwa setiap anak mampu mengembangkan potensi diri secara optimal apabila distimulasi dengan cara yang tepat.
“Genius mendorong para siswa untuk berpikir kritis serta menumbuhkan karakter seorang peneliti melalui berbagai program yang terafiliasi dengan aktivitas riset,” katanya.
Marten Tipagau, mewakili orang tua murid mengapresiasi kebijakan Pj Gubenur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk yang telah memikirkan sumber daya manusia masa depan Papua Tengah yang penuh dengan kekayaan yang luar biasa.
“Kami memberikan hormat kepada ibu Gubernur dan pak Kepala Dinas Pendidikan Papua Tengah karena sudah mau mengirim anak-anak kita bersekolah di sekolah yang luar biasa. Hal ini kami tidak pernah pikir tapi Tuhan bekerja lewat ibu Gubernur dan bapak kepala dinas sehingga akan kirim ke sana,” katanya.
Sebagai orang Intan Jaya, lanjut dia, generasi penerus asal Intan Jaya sedang tidak sekolah akibat konflik bersenjata sejak tahun 2019 hingga kini. Akibatnya anak-anak putus sekolah dan pindah ke kabupaten tetangga seperti Mimika dan Nabire.
Namun dengan program itu, kata dia, justru menyelamatkan anak-anak Papua Tengah khususnya asal Intan Jaya yang sedang mencari ilmu. (*)
Discussion about this post