Jayapura, Jubi – Senior Manajer Niaga dan Pemasaran PT PLN Wilayah Papua dan karyawan asal Biak dan Supiori melunasi tunggakan tagihan listrik asrama mahasiswa Supiori pada Senin (4/9/2023) sore. Pelunasan ini bukan untuk kepentingan politik apapun tetapi murni rasa prihatin dari karyawan asal Biak dan Supiori di Kota Jayapura.
“Saya pernah menjadi mahasiswa dan merasakan betapa pentingnya lampu listrik untuk penerangan dalam belajar malam dan juga untuk alat elektronik lainnya,” kata Senior Manajer Niaga dan Pemasaran PT PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, John Yarangga, saat dihubungi Jubi melalui handphone, Senin (4/9/2023) malam.
Dia berharap ke depan pihak Pemerintah Kabupaten Supiori bisa memperhatikan aset milik pemerintah dan juga mahasiswa Supiori sebagai calon pemimpin masa depan Papua dan juga Kabupaten Supiori.
Sementara itu, Gustaf Kawer selaku wakil orang tua mahasiswa asal Kabupaten Supiori di Kota Jayapura, sangat mengapresiasi atas bantuan yang diberikan Senior Manajer Niaga dan Pemasaran PT PLN Papua dan Papua Barat, John Yarangga, dan teman-teman sebanyak 15 orang dalam satu grup Whatsapp yang juga sebagai karyawan PT PLN berasal dari Biak dan Supiori, turut pula membantu menyumbang uang untuk melunasi tunggakan tagihan listrik tersebut.
Menurut Gustaf Kawer pemutusan listrik di asrama mahasiswa Supiori itu sudah berbulan-bulan padam karena ada tunggakan tagihan sebesar Rp35 juta, dari tahun 2021 untuk asrama putra dan asrama putri dari November 2022.
“Hari ini, Senin, 4 September 2023, lampu dinyalakan atas inisiatif Senior Manajer Niaga dan Pemasaran PLN Papua dan Papua Barat serta pegawai PLN asal Biak dan Supiori,” katanya.
Dikatakan bahwa John Semuel Yarangga telah menggalang dana bersama karyawan PT PLN asal Biak dan Supiori akhirnya dana terkumpul sebesar Rp34 juta untuk membayar tunggakan tagihan listrik dan dengan kebijakan pimpinan PLN.
“Hari ini, tepat pukul 16.47 WIT lampu telah dinyalakan oleh petugas PLN,” kata Kawer.
Dia mengatakan mewakili mahasiswa/mahasiswi Supiori dan atas nama orang tua wali, Gustaf R Kawer, Metusalak Infandi, dan Jaklin Kafiar mengucapkan terima kasih untuk Senior Manajer Niaga dan PLN John Yarangga, Humas PLN Fernando Fairyo, dan Bendahara Rahel, beserta seluruh pegawai PLN asal Biak-Supiori dan juga sebagian masyarakat Biak yang berkontribusi dalam menyumbang dan menyelesaikan tunggakan tagihan listrik tersebut.
“Respons dan kontribusi dari Pimpinan PLN dan pegawai PLN asal Biak dan Supiori ini perlu jadi teladan bagi Bupati, pejabat SKPD, dan pegawai di Kabupaten Supiori, bagaimana tunggakan asrama putri yang sudah dari tahun 2021 dan putra dari tahun 2022. Walaupun sudah diketahui oleh Bupati, pejabat SKPD, dan pegawai di Supiori, tidak ada inisiatif untuk menyelesaikan tunggakan listrik, padahal asrama mahasiswa Supiori ini merupakan aset pemda yang seharusnya ada pos anggaran untuk operasional termasuk biaya listriknya,” katanya.
Dia mengingatkan agar Pemkab Supiori juga harus lebih empati terhadap persoalan mahasiswa seperti ini. Memperhatikan mahasiswa berarti memperhatikan calon pemimpin masa depan Supiori.
“Karena hari mereka pelajar atau mahasiswa. Tetapi besok mereka adalah pemimpin Supiori. Pemda tidak memperhatikan masa depan mereka, sama saja dengan sedang menghambat atau mematikan calon pemimpin masa depan,” kata Gustaf Kawer.
Jurnalis Jubi pada Senin (4/9/2023) malam menemui Ketua Asrama Putri Supiori, Sarah Rumere. Ia mengatakan senang dan mengucapkan terima kasih kepada John Yarangga dan para orang tua yang bekerja di PT PLN Papua.
“Terima kasih semoga Tuhan memberikan berkat bagi orang tua semua,” katanya.
Hal senada dikatakan Ketua Asrama Putra Supiori, Roy Kurni. Ia mengatakan lampu sudah menyala dan terima kasih kepada John Yarangga dan kawan-kawan atas bantuannya.
“Asrama ini sebelumnya digunakan untuk PON Papua 2021 sehingga semua kamar dipasang AC sehingga biaya listrik sangat tinggi. Setiap bulan kami harus membayar Rp2 juta. Memang ada iuran RP100 ribu tapi tidak cukup hanya mencapai Rp600 ribu sesuai dengan jumlah mahasiswa,” katanya seraya berharap agar Pemkab Supiori mau memperhatikan kelanjutan dari biaya listrik di asrama ke depannya. (*)