Jayapura, Jubi – Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Peduli Universitas Cenderawasih atau SPU Uncen, mendesak Rektor Uncen Dr. Oscar Oswald O. Wambrauw dan Pembantu Rektor 3 Dr. Jonathan Kiwasi Wororomi segera mengatasi kekosongan pada Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM
Pasalnya terjadi kekosongan pada BEM sembilan fakultas sejak pemilihan pada Mei lalu.
Tuntutan sejumlah mahasiswa itu disampaikan di depan pintu masuk ruangan Pembantu Rektor III Uncen di Perumnas 3 Waena, Kota Jayapura, Selasa (10/10/2023).
Dalam spanduk tuntutan SPU Uncen bertuliskan “hentikan pembahasan komisi etik dan SOP”. Jika rektorat tidak menjawab tuntutan tersebut, maka SPU Uncen akan memobilisasi massa yang lebih banyak.
“Kami tim Solidaritas Peduli Uncen menuntut kepada rektor dan pembantu rektor III segera menanggapi aspirasi kami,” kata Ketua Tim SPU Uncen Siston Wanimbo.
Menurut Wanimbo, pasca kevakuman itu BEM Uncen diambil alih oleh Pembantu Rektor 3 Uncen.
“Kami melihat kaderisasi organisasi mau belajar tidak ada tempat,” kata Wanimbo.
Wanimbo mengatakan, pihak akademisi tidak bisa mengatur organisasi mahasiswa. Begitupun organisasi mahasiswa tidak mencampuri aturan dari pihak kampus dan akademisi.
Sekretaris Tim SPU Uncen Marten Hagisimijau mengatakan bahwa Pembantu Rektor 3 tidak boleh membahas komisi etik dan SOP, karena organisasi mahasiswa itu tidak bisa diintervensi.
“Tidak boleh intervensi atau diambil alih oleh lembaga (Uncen),” kata Marten.
Sekretaris Tim SPU Uncen Marten Hagisimijau mengaku sudah tiga kali meminta audiensi, tetapi tidak direspons.
Sementara itu, anggota SPU Uncen Kamus Bayage mengharapkan agar aspirasi mahasiswa segera ditanggapi.
“Stop mempermainkan mahasiswa! Jika bapak (PR 3 Uncen) mempermainkan mahasiswa, bapak juga gampang [dapat] mempermainkan dosen, karena ada mahasiswa [sehingga] ada dosen,” ujarnya. (*)